Iriani menuturkan, di tahun 2024 mendatang pihaknya berencana akan mengusulkan jalur rempah Nusantara sebagai salah satu warisan budaya yang diakui oleh UNESCO.
DARA- Keberadaan rempah sebagai khazanah budaya sekaligus jati diri identitas Nusantara rupanya masih belum disadari oleh masyarakat luas di Indonesia. Pemahaman mengenai potensi rempah-rempah Nusantara sebagai pilihan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seolah terlupakan oleh perkembangan zaman yang telah melahirkan zat kimia dan sintetis dalam kehidupan manusia.
Direktur Pelindungan Kebudayaan Ristek Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti, mengatakan, beberapa contoh dari perkembangan teknologi adalah lahirnya obat-obatan kimia untuk mengobati penyakit di bidang kesehatan dan perasa sintetis untuk bahan makanan.
Berkaitan dengan hal tersebut, terangnya, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan langkah konkret berupa memperkenalkan kembali mengenai potensi rempah di Indonesia.
“Pertama awareness, memberikan kesadaran kepada masyarakat apa itu rempah. Kita memperkenalkan kembali tentang rempah dan potensi rempah di Nusantara,” ujarnya usai menggelar sosialisasi bertema Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia, di Ballrom Hotel Harmoni, Jalan Cipanas Baru, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Sabtu (19/3/2022).
Menurut Iriani, salah satu bentuk dari potensi yang didapat adalah memanfaatkan keberadaan rempah sebagai herbal. Ia menyebut, pada awal-awal pandemi, saat obat tidak bisa mengobati Covid-19, banyak yang bisa bertahan dengan memanfaatkan herbal, tumbuh-tumbuhan rempah di Indonesia.
“Selama ini keberadaan rempah Nusantara dekat dengan kehidupan masyarakat. Seperti saat kita keluar rumah, ada kunyit ada jahe, sadar tidak itu sebagai potensi rempah?” ucapnya.
Terkait potensi tersebut, lanjut Iriani, ada dua hal ketika membicarakan rempah. Pertama adalah masalah rasa dan kedua aroma. Menurutnya, masalah rasa itu kaitannya dengan kuliner atau makanan. Sedangkan kalau masalah aroma, itu ada minyak gosok, minyak urut untuk pijat atau spa.
“Jadi itu semua punya potensi,” katanya.
Iriani menuturkan, di tahun 2024 mendatang pihaknya berencana akan mengusulkan jalur rempah Nusantara sebagai salah satu warisan budaya yang diakui oleh UNESCO.
“Saya sampaikan bahwa Indonesia rencananya melalui Kemendikbudristek di tahun 2024 itu, kita ingin mengusulkan jalur rempah sebagai salah satu jalur dunia yang tentunya diakui sebagai salah satu warisan budaya oleh UNESCO seperti itu,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah, menyebutkan bahwa ada empat pilar pemajuan kebudayaan, yaitu pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.
Berkaitan dengan jalur rempah ini, Menurut Ferdiansyah, bahwa tujuan lain menghidupkan jalur ini adalah untuk mengingatkan kembali kepada generasi muda tentang bagaimana jalur rempah membentuk bangsa, negara dan peradaban manusia.
“Bukan berarti untuk terjebak dalam romantisme sejarah, akan tetapi menghidupkan jalur rempah pada saat ini, kita maknai sebagai revitalisasi nilai budaya rempah dan bagaimana memanfaatkannya pada masa kini dan masa depan.” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, berharap, melalui rempah-rempah bisa menjadi salah satu cara agar Indonesia, khususnya Kabupaten Garut lebih dikenal oleh dunia. Helmi juga berharap, melalui rempah-rempah ini pula, bisa menjadi salah satu cara dalam menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Garut, terlebih, akibar pandemi Covid-19 angka kemiskinan di daerahnya kembali ke angka dua digit atau tepatnya di angka 10.6 persen.
Helmi menyebutkan, bahwa kemiskinan ini adalah sesuatu yang harus kita fokus untuk penyelesaiannnya secara bersama-sama, dan tentu harus ada sektor yang betul-betul bisa menjadikan kemiskinan ini berkurang, yaitu sektor pertanian, dan sektor pertanian tentu yang harganya cukup bagus, cukup mahal yaitu rempah-rempah.
Dalam kesempatan tersebut, Helmi juga mengaku sangat mengapresiasi acara ini. Apalagi menuruutnya, Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah yang kaya akan rempah-rempah.
“Kita memang kaya dengan rempah-rempah, oleh karena itu, sebagai Wakil Bupati Garut saya memberikan apresiasi,” katanya.
Editor : Maji