RESENSI FILM ‘TRAP’ Sadis Tanpa Tumpahan Darah

Kamis, 15 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

OLEH: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR

“Bipolar disorder” merupakan gangguan jiwa yang sangat dipengaruhi oleh ‘mood’ (suasana hati). Penderitanya akan berada dalam dua kutub ekstreem. Yaitu episode ‘manik’ dan ‘defresif’.
Pada episode ‘manik’, penderita selalu memiliki ‘mood’ yang tinggi. Seperti, lebih cerdas, memiliki banyak ide, rasa percaya diri yang tinggi, humoris, dan penyayang. Sementara, episode defresif berada dalam situasi perasaan rendah diri dan tak peduli, cuek, hilang ketertarikan dengan berbagai hal.
Saya cenderung menilai film “Trap” yang diperankan dengan sangat sempurna oleh Josh Hartnett, sebagai ‘genre’ “bipolar disorder” yang “manik”. Ketimbang menggambarkannya dengan pola perilaku ‘bipolar disorder’ defresif. Atau lebih jauh, di luar itu, disebut berpola ‘psikopat’. Bisa diperdebatkan!
Film Hollywood yang di-sutradarai oleh M. Night Syamalan ini begitu unik. Menggambarkan seseorang bernama Cooper Adam, pembunuh berantai yang telah lama dicari oleh aparat kepolisian (FBI).
Dijuluki “The Butcher”, atau ‘si Tukang Daging’, Cooper Adam (Josh Hartnett), disebut sebagai sosok yang sadis. Petugas pemadam kebakaran Philadelphia (AS) ini sangat cerdas dan penyayang. Humoris, juga banyak ide. Cooper mampu melepaskan diri, dalam situasi terjepit dan sangat sulit sekalipun.
Josh Hartnett yang pernah bermain di film bergenre ‘history’ “Oppenheimer” dan memerankan tokoh Ernest Lawrence, mendapat pujian yang luar biasa dalam film yang mulai beredar sejak 7 Agustus (2024) lalu ini.
Ber-“genre thriller” psikologis, kita akan terpesona dengan ‘mimik’ dan gesture sosok Cooper yang diperankan Josh Hartnett. Kekaguman penonton pada Cooper berlanjut, saat dia mencari akal untuk meloloskan diri dari kepungan ratusan aparat FBI. Tanpa sedikit pun menimbulkan kehebohan di dalam gedung opera yang dihadiri ribuan penonton.
Sutradara Night Syamalan juga mampu mengadaptasi dan mengemas ide baru (inovasi) terhadap sang tokoh kejahatan itu. Di mana “The Butcher”, sedikit pun tidak menampilkan kesadisannya, tidak ada darah yang tertumpah.
Hanya digambarkan, Cooper adalah “si Penjagal”, plus seseorang yang dia sandera di sebuah ruangan. Selebihnya hanya menceritakan, bahwa Cooper adalah “The Butcher”. Tidak lebih. Saya pikir, ini adalah satu “breakthrough” (terobosan), film sadis tapi tak ada darah.
Sang “Directed” (sutradara), Night Syamalan, bahkan mempola cerita ini. Dimana, penyanyi terkenal Lady Raven yang diperankan oleh putrinya Saleka Night Syamalan, meminta tetap dalam ‘tawanan’ Cooper. Saat Cooper akan membebaskannya. Adakah tawanan yang menolak untuk dibebaskan?
Ada yang menarik, dari cerita (‘screenplay’) film yang juga ditulis oleh Night Syamalan, serta di produksi oleh Warner Bros ini. Sepanjang durasi 1 jam 45 menit, tidak sekalipun Senjata Api (pistol) yang menyalak, atau kekejaman Cooper kepada korbannya.
Hanya ada dua adegan ‘mengkhawatirkan’, di mana Cooper mendorong seseorang, dan menjelang ‘ending’, Cooper memegang pisau ke arah Isterinya. Lagi-lagi, Night Syamalan, memotong alur kekerasan pelaku (Cooper), dengan kedatangan FBI.
Cerita film “Trap”, yang juga diperankan oleh Ariel Donoghe (sebagai Riley/anak Cooper), Jonathan Langdon, Hayley Mills, Alison Pill, Saleka Night Syamalan (Lady Raven), sesungguhnya di-adaptasi dari “True Story” tahun 1985.
Kisah aktivitas penyamaran untuk menangkap 101 orang buronan di AS, dengan mengundang mereka ke satu acara pertunjukan musik. Program menjebak penjahat, dengan embel-embel tiket gratis dan ada voucher perjalanan ke Super Bowl XX, berhasil menangkap mereka. Penangkapan dengan sandi “Operasi Flagship” inilah yang menjadi ide pembuatan film “Trap”.
“Trap” yang ditayangkan Perdana di New York City (AS) 24 Juli. Lalu dirilis secara teatrikal di AS oleh Warner Bros Pictures, per 13 Agustus 2024. Sejauh ini telah meraup pemasukkan USD 47 juta di seluruh dunia.
Dibuat dengan biaya rendah, Syamalan memproyeksikan pendapatan hingga minggu terakhir tayangan di AS dan Kanada, berkisar USD 25 juta (3.181 bioskop). Dan USD 16,7 juta di negara lain. Melihat pendapatan di hari pertama di seluruh AS dan Kanada Rp USD 6,6 juta, rasanya film ini akan meraup banyak keuntungan hingga akhir pemutarannya.

Berita Terkait

Ramela Resto Kedepankan Kuliner Indonesia, Hadir di Bandung
Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis
Pegadaian Ketuk Pintu Langit Sumsel, Wujud Peduli Kesejahteraan Masyarakat
Gejala dan Pencegahan Chikungunya
Pemberdayaan Masyarakat, Baznas Jabar Gelar Yankesling
Inilah Makna 6 Makanan dan Kebiasaan yang Hadir Saat Perayaan Tahu Baru Imlek
IWAPI DPP Pariwisata Rayakan Hari Gizi Nasional dengan Misi Sosial di Eksotika Baduy
Inilah Fakta Kekhawatiran Gen Z yang Memicu Gangguan Kesehatan Mental
Berita ini 123 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 27 Februari 2025 - 18:50 WIB

Ramela Resto Kedepankan Kuliner Indonesia, Hadir di Bandung

Jumat, 14 Februari 2025 - 08:51 WIB

Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis

Kamis, 13 Februari 2025 - 21:43 WIB

Pegadaian Ketuk Pintu Langit Sumsel, Wujud Peduli Kesejahteraan Masyarakat

Senin, 3 Februari 2025 - 10:51 WIB

Gejala dan Pencegahan Chikungunya

Sabtu, 1 Februari 2025 - 13:39 WIB

Pemberdayaan Masyarakat, Baznas Jabar Gelar Yankesling

Berita Terbaru

Masjid Al Jabbar (Foto: Ist)

BANDUNG UPDATE

Jadwal Buka Puasa Wilayah Bandung Raya Hari Ini

Senin, 3 Mar 2025 - 16:06 WIB

JABAR

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok

Senin, 3 Mar 2025 - 15:46 WIB

Bupati Sukabumi, Asep Japar (Foto: Istimewa)

JABAR

Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak

Senin, 3 Mar 2025 - 15:18 WIB