Ribka Tjiptaning Anggota DPR RI Komisi IX, mengunjungi Rumah Sakit R Syamsudin SH di Sukabumi. Dalam kunjungannya, Ribka mengecek sejumlah ruangan seperti ruang isolasi yang dimilki pihak rumah sakit. Kunjungan tersebut, berkaitan dengan ramainya isu virus corona (Covid-19).
DARA | SUKABUMI – Rumah sakit ini dari dapil saya, salah satu yang dipersiapkan dari 100 Rumah sakit lainnya untuk suspect Virus Corona,” jelas Ribka usai melakukan inspeksi mendadak di RS Syamsudin, Kamis (5/3/2020).
Namun demikian, lanjut Ribka, jangan lantas kita menjadi paranoid yakni dilanda rasa ketakukan yang tidak jelas. “Semua virus itu menakutkan, ada sekitar 840 jenis virus salah satunya corona, flu burung dan sebagainya,” ujarnya.
Sebagai orang Indonesia tidak perlu takut, karena dianugerahkan hidup di bumi di bawah garis khatulistiwa. “Virus akan mati dengan sendirinya, yang penting kita waspada dan selalu menjaga daya tahan tubuh kita,” tambahnya.
Ribka juga meyakini, imun orang Indonesia itu kuat-kuat sejak jaman nenek moyang dahulu. “Kadang saya merenung sendiri, kenapa orang Indonesia tidak kena, meski ada suspect namun bisa sembuh seperti di Depok kondisinya sekarang membaik,” ujar Ribka.
Politisi PDI-P yang beberapa kali menjadi anggota DPR-RI ini mengatakan, meski dulu miskin dan tidak bisa membeli daging ayam, hanya makan lalaban. “Makan lalab kencur, minum jahe, kunyit asem meningkatkan daya tahan tubuh kita. Bahkan, orang luar negeri bingung melihat daya tahan tubuh kita yang kuat seperti pemulung di tempat sampah saja bisa hidup dimana mana,” ujarnya.
“Saya pernah ketemu orang Jerman, orang di sana mati karena ekoli. Namun, di Indonesia orang terkena diare dua hari dikasih norit sembuh. Makanya, jangan terlalu berlebihan, namun kita harus tetap waspada terhadap semua virus yang menakutkan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ribka sempat menghubungi langsung Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto melalui video call melaporkan kondisi baik R Syamsudin SH. Berdasarkan hasil pantauannya, mengenai ruangan isolasi sudah standar terpenuhi untuk penanganan penyebab corona. “Sudah standar terpenuhi, ya kekurangan sedikit sedikit tinggal ditambah saja,” jelasnya.
Sebetulnya, dari dulu ruang isolasi sudah ada, tidak hanya untuk corona saja. Seperti untuk penderita campak, disteri dan lainnya. Bahkan, pengalaman dulu, menjadi Ketua Komisi IX dirinya melacak kasus flu burung virus H5N1. “Saya melacak sampai akhir di RS Suryati Suroso, pasien meninggal gambarannya TBC kronis tidak ditemukan Virus H5N1nya,” kata Ribka.***
Editor: denkur