Program Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) di Kabupaten Bandung Barat menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.
DARA | Sepanjang tahun 2022 saja, akseptor KB di wilayah ini banyak beralih dari non MKJP seperti pil, suntik dan kondom, menjadi MKJP yakni Implan, Intra Uterine Device (IUD) dan sterilisasi.
Menurut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak (DP2KBP3A) KBB, Eriska Hendrayana, tahun 2022 akseptor yang ganti cara atau beralih dari non MKJP ke MKJP sebanyak 6.244 dari 5.803 Pasangan Usia Subur (PUS) peserta baru.
“Per November ini, akseptor KB yang ganti cara dari Non MKJP ke MKJP sebanyak 92,9 persen. Itu berkat hasil kerja keras para penyuluh yang terus-menerus memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pada masyarakat,” ujar Eriska di Ngamprah, Senin (26/12/2022).
Menurutnya, ada beberapa alasan para akseptor beralih ke MKJP. Salah satunya, lantaran penggunaan MKJP lebih efektif dan efisien.
Selain, meminimalisir angka putus pakai atau drop out (DO), metode ber-KB seperti inipun cukup tepat bagi PUS yang merencanakan tidak memiliki anak lagi.
Bahkan, bisa meringankan beban PUS karena minimal selama tiga tahun tidak harus bolak balik ber-KB.
“Makin meningkatnya pemakaian MKJP, karena ada beberapa kelebihan dibanding non MKJP,” ujarnya.
Eriska mengatakan, secara total peserta KB aktif di KBB per November 2022 mencapai 70,01 persen dari 328.771 PUS.
Angka tersebut, sebenarnya melebihi target secara nasional yakni kota/kabupaten capaian program KBB minimal 65 persen dari PUS. Hal itu sesuai dengan rencana strategis (Renstra) secara nasional.
Sedangkan, peserta baru di KBB per November 2022 sebanyak 19.279 dari 27.506 atau sekitar 70,9 persen dari itu.
Program KB yang menunjukkan cukup berhasil di KBB adalah pada MKJP berjenis KB Pria atau Medis Operasi Pria (MOP). BKKBN pusat mentargetkan bagi kota/ kabupaten bisa menjaring 26 akseptor.
KBB hingga saat ini mampu menjaring 84 orang.
Geliat program KB tersebut, kata Eriska cukup efektif dengan berbagai gerakan. Salah satunya, road show Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan yang melibatkan layanan serta KIE tentang ber-KB.
Selain itu, peran serta semua stackeholder seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas, Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Praktek Bidan Mandiri (PBM), serta kerja keras para lini lapangan membuat program KB di KBB bisa sesuai target.
“Tentunya kita berterima kasih atas atensi dan kerja keras semua pihak. Keterlibatan mereka selama ini, luar biasa dalam memberikan KEI pada masyarakat,” tuturnya.
Editor: denkur