“Tapi finansial bagaimanapun juga menjadi faktor krusial. Dari komponen biaya operasional kebun binatang, pakan menduduki peringkat kedua setelah tenaga kerja. Yang ketiga adalah biaya obat-obatan,” beber Sulhan Syafii.
DARA | BANDUNG – Hewan-hewan di kebun binatang seluruh Indonesia terancam kelaparan. Ini terjadi karena tidak ada pemasukan dari tiket pengunjung menyusul wabah virus corona (Covid-19) yang melanda Indonesia.
Dilansir dari sindonews.com, berdasarkan survei terhadap 60 anggota Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI), kemampuan untuk memberi pakan kurang dari sebulan sebanyak 92,11 persen. Dengan kata lain, mayoritas pengelola kebun binatang akan menghadapi masalah pakan dalam waktu dekat.
“Sedangkan kebun binatang yang mampu bertahan menyediakan pakan untuk jangka waktu 1 sampai 3 bulan hanya 5,26 persen. Kebon binatang yang mampu menyediakan pakan lebih dari 3 bulan hanya berkisar 2,63persen,” kata Humas PKBSI, Sulhan Syafii.
Oleh karenanya, kata dia, salah satu prioritas mendesak bagi kelangsungan hidup kebun binatang khususnya kesehatan dan kesejahteraan satwa koleksi adalah penguatan ketahanan pakan. Tak heran, saat ini hampir seluruh manajemen kebun binatang melakukan penyesuaian terhadap manajemen pakan satwa.
Mulai dari substitusi, pengurangan porsi hingga pendekatan manajemen pakan lainnya. Tentu tetap bedasarkan pada etika hewan maupun kesehatan dan kesejahteraan satwa.
Menurut Sulhan, persoalan finansial bukan satu-satunya masalah. Ada jenis-jenis satwa yang membutuhkan pakan khusus. Pakan hanya bisa diperoleh dari penyedia khusus dengan perlakuan tertentu. Artinya, walau dana tersedia, pasokan pakannya belum tentu ada karena dampak kebijakan penanganan pandemi Corona.
“Tapi finansial bagaimanapun juga menjadi faktor krusial. Dari komponen biaya operasional kebun binatang, pakan menduduki peringkat kedua setelah tenaga kerja. Yang ketiga adalah biaya obat-obatan,” bebernya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, selama ini, kegiatan PKBSI dengan 60 kebun binatang memiliki kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Kegiatan seluruh kebun binatang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 22.000 orang.
Peran lain kebun binatang adalah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah melalui multiplier effect kegiatan hotel, restoran, transportasi, suplai pakan dan sebagainya. Termasuk berkontribusi langsung terhadap daerah setempat.
“Satu tahun kunjungan ke kebun binatang bisa mencapai 50 juta orang,” katanya.
Sampai saat ini, total jenis satwa yang menjadi koleksi seluruh kebun binatang anggota PKBSI sebanyak 4.912 jenis satwa endemik maupun satwa dari berbagai belahan dunia. Terdiri dari jenis karnivora, herbivora, reptilia, unggas, dan jenis lainnya.
Beberapa di antaranya tergolong flagship species yang menjadi ikon Indonesia. Misalnya saja anoa, harimau sumatera, tapir, orangutan sumatera dan jenis lainnya. Jumlah populasi total satwa di seluruh KB sekitar 70.000 ekor. Secara legalitas, seluruh satwa dimaksud adalah asset negara yang bukan hanya wajib dilestarikan. Namun juga dijaga kesejahteraannya.***