Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akan memprioritaskan ketahanan pangan dalam mendorong ekonomi baru Jabar pada 2021.
DARA | BANDUNG – Untuk mencapai ketahanan pangan, Emil menjelaskan salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan potensi lahan di desa untuk bercocok tanam sesuai dengan kebutuhan.
Selain itu, ketahanan pangan bisa mengatasi potensi krisis pangan. Ia pun mengajak masyarakat untuk menjadikan sektor pangan sebagai ekonomi baru.
“Itulah mengapa saya mengajak orang kota kembali ke desa, tanah (yang ditanam) nanti disiapkan, yang penting mereka mau berwirausaha di tanah yang kita sediakan. Kalau (swasembada pangan) itu lancar, Insya Allah ekonomi kita akan terkendali,” ujar Kang Emil usai menghadiri “Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 Provinsi Jabar: Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi” di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Kamis (3/12/2020).
Meski ekonomi Jabar mengalami penurunan di triwulan III-2020 selama Covid-19, yaitu minus 4,08 persen, tetapi perekonomian Jabar mulai membaik.
Emil pun optimistis pertumbuhan ekonomi Jabar akan semakin membaik di 2021 terutama jika didukung ketahanan pangan yang memadai.
“Insyaallah maka tahun depan ekonomi Jabar akan tumbuh 4 sampai 5 persen, walaupun di akhir tahun kita upayakan bisa mendekati 0 atau lebih sedikit,” ujar Emil.
Emil juga menjelaskan, Pemprovi Jabar akan menggelar West Java Agriculture and Food Summit (WJAFS), di mana dalam rangkaiannya terdapat launching program “Petani Milenial”.
“(Program Petani Milenial) yaitu peminjaman lahan untuk anak-anak muda, kemudian mereka akan bertani dengan (tanaman) apa yang kita suruh dan dibeli dengan harga baik,” tuturnya.
“Sehingga akan lahir budaya baru pasca pandemi Covid-19 bahwa hidup yang sejahtera tidak harus di kota tapi bisa dengan tinggal di desa dengan rezeki mendunia,” tambahnya.
Untuk diketahui, Jabar memiliki tujuh potensi ekonomi baru pasca pandemi Covid-19, yaitu: (1) meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok; (2) swasembada pangan; (3) swasembada teknologi; (4) mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan; (5) digital ekonomi; (6) penerapan ekonomi berkelanjutan; dan (7) pariwisata lokal.***
Editor: denkur