DARA |CIANJUR — Sebuah rumah di Kampung Cicantu Kebon Awi RT 005/003, Desa Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat rusak berat setelah diguyur hujan lebat.
Kondisi rumah Latif (47) itu sangat memprihatinkan. Atap bangunan sisi sebelah kanan dalam kondisi ambruk sehingga membahayakan.
Istri Latif, Juju Juariah (40), menuturkan, kondisi rumahnya sudah lama rusak karena faktor waktu dan cuaca. Puncaknya, hujan deras disertai angin kencang, Selasa (9/7/2019) malam mengakibatkan sebagian atap bangunan ambruk hingga dinding rumah yang terbuat dari bilik kayu dan bambu tersebut jebol.
“Ambruknya saat terjadi hujan deras. Untungnya anak-anak semua tidur di ruang tengah, tidak di kamar,” kata Juju, kepada wartawan, Rabu (10/7/2019).
Ibu enam orang anak itu menjelaskan, sudah sejak setahun terakhir, tiga ruangan kamar tak digunakan lagi karena langit-langitnya sudah jebol. “Jadi semuanya kalau tidur di ruang tengah, kalau kamar-kamar itu untuk simpan barang saja karena takut roboh dan ternyata benar, roboh,” ucapnya.
Juju mengaku, pendapatan suaminya yang hanya buruh serabutan membuatnya tak bisa berbuat banyak atas kondisi tersebut. “Saya hanya bisa menyisihkan uang untuk beli kayu dan bambu supaya bisa diperbaiki sedikit-sedikit, eh bambunya malah ada yang maling (dicuri),” ujar dia.
Menempati rumah dengan kondisi tidak layak huni diakui Juju bukan tanpa kekhawatiran. Apalagi saat ini sebagian atap rumahnya sudah ambruk. “Apalagi sekarang kalau malam hujan terus. Tidur jadinya tidak nyenyak, saya khawatir sama anak-anak,” katanya.
Juju kini hanya bisa pasrah dan menunggu realisasi dari janji aparat pemerintah setempat yang pernah beberapa kali menyambangi rumahnya. “Sudah ada beberapa kali yang datang ke sini. Katanya mau dibantu diperbaiki. Tapi belum ada kabarnya lagi malah keburu roboh seperti ini,” ujarnya.
Ketua RT setempat, Ayi Tarpudin (45), berharap, pemerintah dan pihak terkait segera memberikan bantuan perbaikan atas kondisi rumah salah satu warganya itu. Ia khawatir keadaan rumah tersebut semakin membahayakan keselamatan para penghuninya.
“Apalagi di dalam kan ada anak-anak, ada bayi. Kasihan kalau ada apa-apa. Malam juga waktu atapnya roboh kita warga kaget dan buru-buru bantu, untungnya tidak ada korban,” kata Ayi.
Saat ini, pihaknya berinisiatif mencarikan rumah kontrakan yang lokasinya tidak jauh untuk ditempati sementara oleh keluarga Latif. “Nanti biayanya ditanggung RT dari urunan warga. Tapi kata bu Juju katanya mau dimusyawarahkan dulu sama suami,” ucapnya.
Menurut dia, sebelum rusak berat diterjang angin dan hujan deras, kondisi rumah Latif sudah tidak layak huni. “Sudah ada yang datang (petugas pemerintah) beberapa kali ke sini. Informasinya mau dimasukkan ke program Rutilahu, namun sampai saat ini belum, baru diukur-ukur dan di foto saja,” katanya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan