Warga Kabupaten Garut di Wamena, Dede, ingin segera pulang ke kampung halamannya. Rusuh Wamena membuat dia dan warga Garut lainnya di sana merasa dihantui ketakutan.
DEDE Supriatna (33), warga Kabupaten Garut, Jawa Barat yang jadi pengungsi di Papua pascarusuh Wamena masih menunggu jadwal kepulangan ke Jawa Barat. Sudah lebih dari dua minggu Dede dan sejumlah rekannya hidup di pengungsian.
Sejak kerusuhan di Wamena pecah, Dede memilih mengungsi. Padahal sebelum kerusuhan terjadi, Dede hendak bekerja seperti biasa.
Ia tak mengira, jika warga pribumi, begitu emosi ke pendatang. “Orangnya baik-baik sebenarnya. Cuma gara-gara kasus di Jawa Timur, banyak yang dendam. Sebelumnya aman-aman saja di Wamena,” kata Dede saat dihubungi, Senin (7/10/2019).
Dede dan sejumlah rekannya sebelum kerusuhan telah bersiap untuk berkeliling Wamena. Aktivitas rutin yang dilakukan setiap hari. Di Wamena, Dede memiliki usaha jasa interior rumah, seperti cat dan memasang wallpaper.
Namun saat kerusuhan terjadi, ia dan sejumlah rekannya langsung pergi ke Makodim Wamena. Selama seminggu Dede mengungsi di sana sebelum akhirnya bisa pergi ke Jayapura dengan pesawat hercules.
“Waktu di Kodim, kami punya kesempatan pulang dulu bawa barang. Terus diam di bandara dua hari nunggu kebagian pesawat untuk ke Jayapura,” ujarnya.
Kini sudah sekitar sepuluh hari Dede mengungsi di Jayapura. Pemprov Jawa Barat menyebut akan memulangkan Dede dan warga asal daerah ini.
Namun rencana itu juga belum pasti. “Soalnya tiket pesawat juga belum dapat. Tapi semoga saja jadi besok soalnya sudah ingin pulang. Sudah takut sama kondisi di Jayapura,” katanya.***
Wartawan: Beni | Editor: Ayi Kusmawan