Sa’ad bin Abi Waqqash lahir tahun 1595 Masehi. Ia adalah orang ketiga yang memeluk agama Islam dan orang pertama yang melepaskan anak panah untuk jalan Allah.
DARA – Dua puluh tahun setelah Rasulullah SAW wafat, Utsman bin Affan mengirimkan sebuah delegasi untuk menyebarkan agama Islam ke Tiongkok. Tugas itu dilaksanakan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash dan penguasa Dinasti Tang yakni Kaisar Gaozong menerima Sa’ad bin Abi Waqqash dengan baik.
Sa’ad bin Abi Waqqash selain sebagai sahabat, juga kerabat Baginda Nabi Muhammad SAW, yakni dari jalur ibunya, yaitu Aminah dan Baginda Nabi pun sering memanggil Sa’ad dengan sebutan paman.
Sa’ad bin Abi Waqqash lahir tahun 1595 Masehi. Ia adalah orang ketiga yang memeluk agama Islam dan orang pertama yang melepaskan anak panah untuk jalan Allah.
Rasulullah SAW bangga terhadap Sa’ad. Bahkan, Rasulullah menyebutnya: “Ia adalah pamanku. Perlihatkanlah kepadaku paman kalian”.
Sa’ad dikenal sebagai sosok yang berani bertarung. Salah satu julukannya adalah pemanah yang doanya selalu terkabul, sebab Rasulullah pernah mendoakannya. Rasulullah memohon kepada Allah supaya senantiasa mengabulkan doa-doa dari Sa’ad.
Sa’ad bin Abi Waqqash orang pertama yang melepaskan anak panah untuk agama Islam. Ternyata ia juga merupakan orang yang pertama kali terkena anak panah. Lemparan anak panah Sa’ad selalu tepat sasaran.
Meski pandai memanah, namun tidak membuat ia sombong. Justru malah sebaliknya, ia selalu merasa takut kepada Allah yang menyebabkan sering menangis.
Ksatria dalam Perang Uhud dan Badar
Sa’ad bin Abi Waqqash merupakan ksatria dalam Perang Badar dan juga Perang Uhud. Ia selalu melalui perang-perang tersebut bersama Baginda Nabi SAW.
Terlebih lagi salah satu keistimewaan dari paman nabi ini adalah mempunyai doa yang mustajab. Suatu hari ketika Sa’ad bin Abi Waqqash sedang sakit parah ingin membuktikan kepada para sahabat serta amanah dari Umar Bin Khattab dalam perang Qadisiyah.
Ia menjadikan rumah dan naik ke balkon supaya rumah tersebut menjadi sebuah markas Komando. Hingga pada akhirnya umat muslim memperoleh kemenangan, sehingga tentara Persia berguguran dan ada juga yang melarikan diri, sehingga pasukan muslim mengejarnya sampai ke Nahawand kemudian Madain.
Dua tahun berturut-turut peperangan dengan skala kecil juga terus terjadi antara kaum muslimin dengan Persia. Tetapi semua itu tidak menjadi halangan bagi Sa’ad karena pasukannya berhasil menaklukkan Madain.
Karena perjuangannya dalam membela Islam dengan cara berjuang di medan Perang Badar dan juga Perang Uhud, menyebabkan julukan Sa’ad bin Abi Waqqash itu tidak hanya sebagai seseorang yang pandai memanah dan doanya juga mustajab, melainkan juga ia mendapatkan gelar sebagai Amir Kufah.
Editor: denkur | Sumber: harapanrakyat