Safari Jurnalistik, Arifin Asydhad :Jangan Menjadi Media yang Mengejar klikbait

Jumat, 1 Oktober 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Arifin Asydhad, Pemred kumparan.com. (Foto: infobanknews)

Arifin Asydhad, Pemred kumparan.com. (Foto: infobanknews)

Pageview bukanlah segalanya. Jangan menjadi media yang mengejar klikbait yang mengakibatkan media menjadi pencuri konten dan mengutip media sosial.


DARA- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat bekerja sama dengan PT Astra International menggelar Safari Jurnalistik di Lantai 4 Sekretariat PWI Pusat Gedung Dewan Pers yang diikuti lebih dari 400 wartawan di seluruh Indonesia secara daring, Kamis (2/9/2021). Safari Jurnalistik ini adalah batch kedua di tahun 2021 setelah sebelumnya dilaksanakan Agustus lalu.

Di batch kedua ini menghadirkan keynote speaker Dirjen Informasi dan Kebijakan Publik (IKP), Kominfo RI Usman Kansong, narasumber Ketua Umum PWI Pusat, Atal S. Depari, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat yang juga Pemred sariagri.id, Nurjaman Mochtar dan Penanggung Jawab kumparan.com, Arifin Asydhad dengan moderator Ahmed Kurnia Soeriawidjaja selaku Direktur Safari Jurnalistik PWI Pusat.

Dalam webinar yang mengangkat tema Masa Depan Media Pascadigitalisasi Televisi dan Era 5G dengan sub topik Kiat Membesarkan Portal Berkelas Juara, Dirjen IKP menekankan soal bagaimana menggunakan teknologi dengan tepat dan benar. Bagaimana melalui teknologi informasi kita mampu mengorkestrasi dan menggerakkan harmoni komunikasi publik pemerintah agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

“Saya kira tantangan kita era digital adalah bagaimana memerangi apa yang sering kita dapatkan yakni yang kita sebut hoaks, disinformasi, dan malinformasi yang tentu saja ini harus kita perhatikan melalui berbagai program dan berbagai langkah.”

Dirjen IKP Usman Kansong menjelaskan bahwa salah satu ihwal penting dalam orkestrasi komunikasi publik adalah dengan mencegah beredarnya hoaks maupun kabar bohong dengan melakukan literasi digital.

Untuk itu, Ia menegaskan komitmen menjaga ruang digital dari berbagai konten negatif salah satunya menuntut tanggung jawab dan kontribusi dari platform digital di Indonesia.

Pada sisi lain, Usman Kansong yang mewakili Kementerian Komunikasi dan Informatika mengingatkan pentingnya beralih ke TV digital.

Menurutnya masih banyak masyarakat yang masih belum memahami perubahan teknologi siaran televisi terestrial dari analog ke digital, yang secara bertahap akan dimulai tahun depan.

Masih ada masyarakat yang mengira siaran televisi terestrial digital adalah sama dengan siaran televisi kabel atau layanan streaming.

“Siaran televisi digital ini bukan streaming lewat gawai, bukan televisi berlangganan, bukan TV box yang harus terhubung ke internet. Siaran televisi digital ini tetap terestrial, free to air, tapi menggunakan sistem digital,” kata Usman.
“Jadi free to air (gratis), tidak perlu biaya langganan, berbeda dengan televisi kabel atau televisi berbayar,” jelas Usman Kansong.

Migrasi siaran televisi terestrial dari analog ke digital, menurut Usman adalah sebuah keharusan, seperti perkembangan jaringan dari 4G ke 5G. Pemerintah beberapa waktu lalu mengumumkan perubahan jadwal penghentian siaran televisi terestrial analog, atau analog switch off, tahap pertama dari semula 17 Agustus 2021 menjadi 30 April 2022.

Sementara pembicara lainnya, Nurjaman mengatakan, saat ini platform media digital berkembang sangat pesat seiring berkembangnya teknologi dan juga dengan kehadiran platform lain yang semakin banyak sehingga mengharuskan media harus tampil kreatif dan inovatif.

“Salah satu kunci untuk tetap bertahan adalah beradaptasi dengan mengikuti kemajuan dunia digital. Apalagi saat era teknologi 5G telah mulai diaplikasikan,” ujar Nurjaman.

Ibaratnya, tambahnya, seperti nyamuk yang merupakan makhluk purba tapi dia mampu hidup bertahan sampai sekarang karena dia mampu beradaptasi.

Sebelumnya, Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari saat menyampaikan welcome speech menjelaskan bahwa kegiatan Safari Jurnalistik batch 2 ini merupakan agenda rutin PWI untuk menambah wawasan wartawan mengenai jurnalistik, terutama terkait tantangan yang harus di media di era 5G dan beralihnya televisi dari analog ke digital.

Ia berpesan kepada para pengelola media dan jurnalis untuk selalu adaptif terhadap kemajuan zaman. Sembari terus menjaga profesionalisme dalam bekerja, apalagi tahun ini dihadapkan dengan tahun politik.

“Jadi, safari jurnalistik ini perlu untuk meningkatkan juga pengetahuan dan keterampilan wartawan, sebab narasumber yang hadir ini orang-orang hebat ada pak Nurjaman dan Pak Arsyad yang melahirkan portal berita juara,” Jelasnya.

Jangan Mengejar Klikbait

Sementara itu, Pemred kumparan.com, Arifin Asydhad menyampaikan bagaimana cara Kumparan dapat bertahan dan menjadi salah satu portal berita juara. Menurutnya jika ingin membangun media yang besar, maka sejak awal harus konsisten mengatur langkah dan strategi untuk menjadi besar.

“Konsisten dengan visi & misi media Anda. Kualitas dan kredibilitas konten tidak boleh dinegosiasikan, harus tetap tinggi.” jelasnya.

Selain itu menurutnya, pageview bukanlah segalanya, Jangan menjadi media yang mengejar klikbait
yang mengakibatkan media menjadi pencuri konten dan mengutip media sosial. Hal tersebut secara tidak langsung akan menurunkan kualitas media sekaligus kualitas jurnalisme Indonesia.

Pada bagian lain, Head of Corporate Communication PT Astra International Boy Kelana Soebroto menyambut baik kerja sama dengan Sekolah Jurnalis PWI.

Menurutnya Safari Jurnalistik ini bentuk dukungan dan komitmen PT Astra Internasional untuk ikut meningkatkan wawasan dan profesionalisme wartawan Indonesia.

Safari Jurnalistik ini merupakan program reguler PWI Pusat yang difokuskan pada pengenalan perkembangan jurnalistik, baik regulasi maupun teknologi. Pihaknya pun berharap kerjasama seperti ini dapat terus berlangsung termasuk kerjasama bidang pendidikan dimana PT. Astra Internasional membuka beasiswa bagi mahasiswa untuk berkuliah di kampus yang telah mereka dirikan yaitu, Politeknik Manufatktur Astra.

 

Editor : Maji

Berita Terkait

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak
Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi
Keutamaan Niat Puasa
TEDxSampoerna University 2025: Dorong Generasi Z untuk Siap Menghadapi Tantangan Global dengan Tema “UpNex”
Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025
Polri, BGN dan YKB Uji Coba SPPG Polri di Pejaten dan Cipinang
Observatorium Bosscha ITB Pantau Hilal Awal Ramadan 1446 H
Pisang dan Semangka Jadi Solusi Meningkatkan Ekonomi Sektor Sawit dengan Model Tumpang Sari
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:39 WIB

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:22 WIB

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:04 WIB

Keutamaan Niat Puasa

Jumat, 28 Februari 2025 - 19:55 WIB

Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025

Jumat, 28 Februari 2025 - 18:43 WIB

Polri, BGN dan YKB Uji Coba SPPG Polri di Pejaten dan Cipinang

Berita Terbaru

Ilustrtasi (Foto: Universitas Airlangga/ Tribun Travel)

HEADLINE

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:39 WIB

Fotog: Hilman Fauzi/Kemenag

HEADLINE

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:22 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:13 WIB

Foto: Kemenag

HEADLINE

Keutamaan Niat Puasa

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:04 WIB

Foto: Istimewa

EKONOMI

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat

Sabtu, 1 Mar 2025 - 12:53 WIB