Ketua Umum Kerapatan Indonesia Tanah Air, KH Maman Imanulhaq melakukan safari politik ke sejumlah wilayah di Jawa Barat. Kang Maman, begitu biasa ia disapa, ingin melihat secara langsung kehidupan masyarakat yang tengah dihimpit pandemi Covid-19.
DARA | MAJALENGKA – Sejumlah wilayah yang disinggahi Pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan Jatiwangi ini yakni Indramayu, Karawang, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis.
Di beberapa tempat yang disinggahinya, Kang Maman mendapat pertanyaan pesimistis. Soal vaksin misalnya, saat bertemu para tokoh ormas islam dan pengasuh pesantren se Kabupaten Ciamis di Hotel Tiara Plaza, Minggu kemarin (20/12/2020).
Pengurus MUI Kecamatan Caracas, KH Abas menanyakan status kehalalan vaksin Covid 19. Pertanyaan itu dijawab tegas oleh Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi itu yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan pemerintah adalah yang terbaik karena didasari oleh proses ilmiah dari pakar-pakar kesehatan.
Mantan Direktur Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin ini menjelaskan, vaksinasi adalah cara efektif untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19. Vaksinasi yang berhasil akan memulihkan kehidupan masyarakat seperti sedia kala yang berujung pada pemulihan ekonomi, bahkan kebangkitan ekonomi nasional menjadi lebih baim dari semula.
Kang Maman juga ditanya soal sikap pemerintah terhadap penahanan habib Rizieq Shihab. Untuk soal itu, Maman menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum. Penegakan hukum menjadi kata kunci terutama soal penanganan covid. Maka bagi siapapun yang melanggar protokol kesehatan mau tidak mau harus ditindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku.
Tak hanya itu, di Sukabumi dan Cianjur, Kang Maman mendapat pertanyaan lain yang cukup menohok tentang sejumlah pendapat yang membanding-bandingkan penanganan negara lain dengan situasi nasional.
Soal itu, Kang Maman justru meminta publik untuk besyukur, pasalnya kondisi di dalam negeri malah lebih baik ketimbang negara lain. Pertumbuhan ekonomi nasional tekoreksi tidak cukup dalam ketimbang India yang pertumbuhan ekonominya minus 20 persen. Termasuk pelayanan haji indonesia yang menjadi peringkat pertama kuota haji dengan 220 ribu jamaah haji per tahunnya.
Dari kunjungan itu Kang Maman menyimpulkan bahwa ada problem soal komunikasi publik dari pemerintah kepada masyarakat berkaitan dengan kebijakan politik. Lemahnya komunikasi publik menjadi kata kunci kenapa banyak masyarakat yang masih tetap pesimis, kecewa, dan juga curiga dengan pemerintah.
Oleh sebabnya Kang Maman melalui KITA menegaskan kembali pentingnya cipta komunikasi dengan melibatkan seluruh aparatur negara dan juga tokoh masyarakat terutama agama agar menjadi garda depan program cipta komunikasi.
Safari politiknya itu juga menemukan pernyataan kekecewaan dari sebagian tokoh masyarakat yang ditemuinya, termasuk adanya hasil penelitian yang menempatkan Jawa Barat sebagai daerah paling intoleran berbasis agama di Indonesia.
“Ini yang perlu diklarifikasi karena bagaimana pun Jawa Barat menghasilkan kyai-kyai dan karya-karya tulis yang justru menunjukkan kembali spirit Islam, Islam yang ramah, Islam yang toleran, dan Islam yang mencintai Indonesia,” ujar Kang Maman.
Kang Maman bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pula menginisiasi penulisan biografi kiai-kiai dari Tanah Pasundan. Penulisan buku biografi Kiyai-kiyai berkarakter santun, kharismatik dan cerdas akan lebih mengesankan dan mengundang rasa ingin tahu dan simpati masyarakat luas, sehingga ideologi radikalisme bisa dieliminasi dari wilayah Jawa Barat.***
Editor: denkur