“Tapi untuk menuju kesitu, tentu harus ada spot-spot destinasi yang harus diciptakan, sehingga orang bisa nyaman,” ungkap Sahrul.
DARA| BANDUNG- Wakil Bupati Bandung, Sahrul Gunawan mengapresiasi program Dinas Pertanian yang akan menjadikan Kabupaten Bandung menjadi pusat arabika Indonesia.
“Sekarang sudah lumayan orang yang kenal kopi dari Kabupaten Bandung, misalnya Kopi Puntang dan yang lainnya. Terkait Kabupaten Bandung sebagai pusat bisnis kopi, saya kira itu bagus,” ujar Sahrul saat wawancara di Soreang, Senin (3/5/2021).
Sahrul meminta jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Bandung untuk lebih banyak menggelar event sebagai bentuk promosi mengenai produk pertanian yang ada di Kabupaten Bandung. Kemudian, pria yang juga bekerja sebagai aktor itu juga mendorong Dinas Pertanian untuk bekerjasama dengan Disparbud.
“Karena kegiatan dan keunggulan dari kepariwisataan tidak lepas dari agro wisata. Jadi, wisata itu terkait dengan potensi yang ada, seperti pertanian, industri, UMKM,” jelas Sahrul.
Guna mempromosikan potensi produk UMKM dan kepariwisataan yang ada di Kabupaten Bandung, Sahrul tak melepas kemungkinan untuk menggandeng influencer dari kalangan artis. Namun, lanjut Sahrul, yang perlu diperkuat adalah infrastrukturnya, baru kemudian diseimbangkan dengan suprastrukturnya.
“Ketika infrastruktur ini sudah terbentuk, saya kira nantinya bisa lebih menangkap potensi-potensi yang ada. Mengenai influencer, sebetulnya dari anak-anak muda juga luar biasa, tapi memang belum ada ruang-ruangnya. Jadi tugas pemerintah daerah adalah menyediakan ruang-ruang publik untuk kreativitas,” tutur Sahrul.
Pedagang yang ada di Kabupaten Bandung akan dberikan wadah, sehingga mereka bisa menjual dengan harga yang murah dibanding Jakarta agar banyak yang datang kesini.
“Tapi untuk menuju kesitu, tentu harus ada spot-spot destinasi yang harus diciptakan, sehingga orang bisa nyaman,” ungkap Sahrul.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran menyatakan bahwa Kabupaten Bandung siap menjadi pusat bisnis arabika Indonesia. Pihaknya akan menyiapkan gedung excelent center, yang tidak hanya terdapat kantor, tapi juga tersedia gudang kopi dan lantai untuk menjemur kopinya.
“Pemerintah harus mempersiapkan, jangan sampai petani itu tanam kopi rame-rame, tapi pas panen ternyata tidak laku,” ujar Tisna.
Tisna mengungkapkan bahwa saat ini beberapa petani kopi di Kabupaten Bandung sudah melakukan ekspor atau penjualan keluar negeri, tapi jumlahnya masih relatif sedikit yaitu dikisaran lima kwintal hingga satu ton saja. Pemerintah Kabupaten Bandung berharap jumlah ekspor kopi lebih besar dan masif.
Editor : Maji