“Sepertinya saat ini rekanan yang dapat anggaran APBN dan BUMN mendapatkan “tugas” tambahan jadi buzzer dan medsosnya dimonitor,” ungkapnya.
DARA| JAKARTA- Mantan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu menduga, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah mendapatkan tugas tambahan menjadi buzzer.
Tugas tambahan ini, disebutnya diberikan kepada penerima beasiswa yang bersekolah di dalam maupun di luar negeri.
“Saat ini mahasiswa yang mendapatkan beasiswa, baik di dalam maupun di luar negeri akun medsosnya di monitor dan sepertinya “harus” jadi buzzer atau minimal melawan pihak yg tdk berkenan menjilat kekuasaan,” cuit Said Didu melalui akun Twitternya, Minggu (6/6/2021).
Seiring dengan tugas tambahan menjadi buzzer itu, akun media sosial mahasiswa penerima bea siswa pun terus di pantau oleh pemberi beasiswa.
“Sepertinya saat ini rekanan yang dapat anggaran APBN dan BUMN mendapatkan “tugas” tambahan jadi buzzer dan medsosnya dimonitor,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, menurutnya mahasiswa yang berani mengungkap kebenaran sulit ditemukan sejak tahun 2014 hingga sekarang.
“Jika anda mencari karyawan maka carilah yang jujur, berani mengungkap kebenaran dan kreatif. Sepertinya sulit mendapatkan hal tersebut dari mahasiswa yang ada sejak 2014 sampai saat ini,” tandasnya.
Sebelumnya, diberitakan perihal peringkat kampus di Indonesia yang terjun bebas, bahkan berada jauh di bawah negeri tetangga Malaysia. Times Higher Education (THE) melaporkan, peringkat perguruan tinggi di Indonesia pada 2021 dalam kategori Asian University Ranking mengalami penurunan.
Universitas Indonesia (UI) yang merupakan Universitas terbaik di Indonesia hanya mampu berada di peringkat ke-196. Kalah jauh dari University of Malaya yang menduduki peringkat ke-49, Universiti Teknologi Petronas (UTP) di peringkat 111, dan Universiti Sains Malaysia di peringkat 163. Parahnya, selain Universitas Indonesia, tidak ada lagi perguruan tinggi di Indonesia yang masuk ke dalam peringkat 200 besar.
Editor : Maji