Menyambut tahun politik menuju Pemilu 2024, Polda Metro Jaya menyiapkan skema, salah satunya program cooling system. Apakah itu?
DARA | “Kami ada program cooling system, bahwa dalam setiap kontestasi, setiap rangkaian kegiatan Pemilu, otomatis tensi atau suhu politik meningkat ini menjadi sebuah yang lazim terjadi,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, di Mapolda Metro Jaya.
Dikatakannya dalam program tersebut pihak kepolisian akan mencari titik-titik yang memungkinkan terjadinya gesekan-gesekan akibat tensi politik yang memanas.
“Polda Metro Jaya memiliki konsep dan pengalaman menjaga agar suhu tetap sesuai dengan suhu kamar, tetap temperaturnya tetap terjaga, ada namanya cooling system yang bekerja seperti radiator mobil yang mana titik-titik yang terjadi gesekan atau panas,” tuturnya, seperti dikutip dari PMJNews, Kamis (5/1/2023).
Selain itu, Fadil menyebutkan pihak kepolisian juga akan berkoordinasi dengan pihak penyelenggara Pemilu untuk mengantisipasi dan meredam tensi panasnya politik.
Potensi panasnya politik juga bisa merembet dengan tindak pidana yang terjadi dalam dunia siber, sehingga lanjut Fadil Imran, pihak kepolisian bersama dengan stakeholder terkait akan melakukan tindakan tegas apabila sudah masuk dalam kategori berbahaya dan mengganggu keamanan negara.
“Terkait kejahatan siber, berdasarkan pengalaman, memang angka kejahatan siber naik, namun ada beberapa arahan dari bapak Kapolri, dengan melakukan langkah-langkah pemolisian dunia siber yang lebih berorientasi kepada edukasi,” ujarnya.
“Ujaran kebencian atau hate speech yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan, yang mengeksploitasi atau mentransmisikan muatan yang berisi ujaran kebencian yang berisi SARA, kalau itu memang penegakan hukumnya harus tegas,” imbuhnya.
Editor: denkur | Sumber: PMJNews