Bergabungnya Gito Rollies memberikan energi baru dengan gaya vokalnya yang dipengaruhi James Brown.
DARA| The Rollies, grup musik jazz rock asal Bandung, dibentuk pada tahun 1965 oleh Deddy Sutansyah (Deddy Stanzah). Bersama Iwan Krisnawan, Tengku Zulian Iskandar, dan Delly Joko Arifin, mereka mengawali perjalanan dengan membawakan lagu-lagu era British Invasion seperti The Beatles dan The Rolling Stones.
Nama “Rollies” diambil dari jenis rambut para personel, mencerminkan keunikan grup ini sejak awal berdiri.
Pada 1967, Bangun Sugito alias Gito Rollies bergabung sebagai vokalis, memberikan energi baru dengan gaya vokalnya yang dipengaruhi James Brown. Kehadiran Gito menambah warna musik mereka, dari pop hingga soul funk.
Dikutip dara.co.id dari FB om pol, masuknya Benny Likumahuwa di akhir 1960-an membawa perubahan besar. Instrumen tiup seperti trombone dan saxophone menjadi ciri khas The Rollies, menjadikan mereka pelopor genre brass rock di Indonesia. Lagu-lagu mereka, termasuk “Tiada Kusangka” dan “Keadilan,” menunjukkan perpaduan aransemen kompleks dan vokal yang penuh emosi.
The Rollies juga dikenal sebagai band pengiring penyanyi terkenal seperti Anna Mathovani dan Fenty Effendy. Mereka bahkan tampil di Singapura untuk acara reguler di Capitol Theater, menegaskan reputasi internasional mereka.
Puncak Popularitas dan Warisan Musik
Di era 1970-an, The Rollies menelurkan hits legendaris seperti “Sinar yang Hilang,” “Dansa Yok Dansa,” dan “Bimbi.” Lagu “Kemarau,” karya Oetje F. Tekol, bahkan memenangkan penghargaan Kalpataru dari Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim karena pesan lingkungan yang mendalam.
Meski menghadapi pergantian personel, seperti keluarnya Benny Likumahuwa dan Tengku Iskandar, semangat mereka tetap membara. The Rollies terus berinovasi dengan mengadopsi karya komposer lain seperti Titiek Puspa dan A. Riyanto.
The Rollies tidak hanya menjadi grup musik, tetapi simbol inovasi dan eksplorasi dalam dunia musik Indonesia. Dari panggung lokal hingga internasional, mereka menorehkan jejak yang sulit dilupakan.
Editor: Maji