DARA | TEHERAN – Sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS) yang dijatuhkan kepada Iran mulai berdampak, terutama terhadap rakyat kecil. Brebarengan dengan itu, sejumlah perusahaan internasional yang beroperasi di Iran mulai menarik diri.
Penyebab penarikan diri perusahaan ionternasional tersebut adalah karena rasa takut sanksi AS tersebut meruntuhkan total perekonomian Iran.
Perwakilan permanen Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi, Ahad (7/72019) seperti dilansir Aljazirah menyatakan sanksi AS tersebut pada dasarnya dirancang untuk membahayakan masyarakat secara umum di Iran. Ini menurut dia, sangat dirasakan oleh kelompok masyarakat yang memiliki rentan tinggi yaitu wanita, anak anak orang tua dan pasen.
Sanksi sepihak AS lanjut Ravanchi, lebih merugikan orang miskin daripada orang kaya. Selain itu yang paling rentan dan paling menderita ialah bayi serta anak-anak. Dia menyebutkan, pasien yang menderita kondisi parah.
Disebutkan mereka para pasen, memerlukan obat yang langka dan mahal serta peralatan medis canggih. Iran menurut dia, dalam banyak kasus kesehatan, baik alat maupun dan obat masih harus diimpor.
Ravanchi mengungkapkan, selama beberapa dekade, sanksi telah mencegah Iran menikmati kebebasan berdagang di pasar terbuka.
Perekonomian Iran dalam empat bulan terakhir, mulai oleng dan ini dirasakan oleh masyarakat kecil. Dipaparkan Ravanchi, orang-orang di pasar tradisional di Teheran yang berpenghasilan rendah mengeluhkan kenaikan biaya hampir setiap jenis produk di pasar.
Bahkan disebutkan juga beberapa penjaga toko, menyatakan frustrasi dengan harga produksi yang berlipat ganda. Mereka tak punya pilihan lain selain menaikkan harga barang tersebut, meski begitu margin keuntungan semakin tipis.
Dicontohkan, harga satu potong kaos yang dibeli tiga bulan lalu, kini berharga dua kali lebih mahal. Hal serupa terjadi pula pada bahan pokok kebutuhan primer masyarakat. Harga kebutuhan primer masyrakat naik lebih dari dua kali lipat dibanding harga empat buylan sebelumnya.***
Bahan: Aljazera|editor : M Syarfin Zaini