Sanksi AS Mulai Terasa Oleh Masyarakat Kecil Iran

Senin, 8 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DARA | TEHERAN – Sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS) yang dijatuhkan kepada Iran mulai berdampak, terutama terhadap rakyat kecil. Brebarengan dengan itu, sejumlah perusahaan internasional yang beroperasi di Iran mulai menarik diri.

Penyebab penarikan diri perusahaan ionternasional tersebut adalah karena rasa takut sanksi AS tersebut meruntuhkan total perekonomian Iran.

Perwakilan permanen Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi, Ahad (7/72019) seperti dilansir Aljazirah menyatakan sanksi AS tersebut pada dasarnya dirancang untuk membahayakan masyarakat secara umum di Iran. Ini menurut dia, sangat dirasakan oleh kelompok masyarakat yang memiliki rentan tinggi yaitu wanita, anak anak orang tua dan pasen.

Sanksi sepihak AS lanjut Ravanchi, lebih merugikan orang miskin daripada orang kaya. Selain itu yang paling rentan dan paling menderita ialah bayi serta anak-anak. Dia menyebutkan, pasien yang menderita kondisi parah.

Disebutkan mereka para pasen,  memerlukan obat yang langka dan mahal serta peralatan medis canggih. Iran menurut dia, dalam banyak kasus kesehatan, baik  alat maupun dan obat masih  harus diimpor.

Ravanchi mengungkapkan,  selama beberapa dekade, sanksi telah mencegah Iran menikmati kebebasan berdagang di pasar terbuka.

Perekonomian Iran dalam empat bulan terakhir, mulai oleng dan ini dirasakan oleh masyarakat kecil. Dipaparkan Ravanchi,  orang-orang di pasar tradisional di Teheran yang berpenghasilan rendah mengeluhkan kenaikan biaya hampir setiap jenis produk di pasar.

Bahkan disebutkan juga beberapa penjaga toko, menyatakan  frustrasi dengan harga produksi yang berlipat ganda. Mereka tak punya pilihan lain selain menaikkan harga barang tersebut, meski begitu margin keuntungan semakin tipis.

Dicontohkan, harga satu potong kaos yang dibeli tiga bulan lalu, kini berharga  dua kali lebih mahal. Hal serupa terjadi pula pada bahan pokok kebutuhan primer masyarakat. Harga kebutuhan primer masyrakat naik lebih dari dua kali lipat dibanding harga empat buylan sebelumnya.***

 

Bahan: Aljazera|editor : M  Syarfin Zaini

 

Berita Terkait

KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25
Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman
Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis
Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini
Suhu Madinah Panas, Begini Kondisi Jemaah Haji Indonesia
Siang Tadi, Taiwan Diguncang Gempa Dasyat dan Inilah Dampaknya bagi Indonesia
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 2 Februari 2025 - 15:47 WIB

KRI Bung Tomo-357 Singgah di Sri Lanka Menuju Latihan Multinasional AMAN-25

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:35 WIB

Polri dan RCMP Perkuat Kerja Sama, Tingkatkan Kapasitas Lawan Kejahatan Transnasional

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Jumat, 8 November 2024 - 21:38 WIB

Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman

Minggu, 3 November 2024 - 18:36 WIB

Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis

Berita Terbaru

CATATAN

NERAKA GAZA Israel “Mengunci” Hamas!

Selasa, 4 Mar 2025 - 15:19 WIB