Acara semakin spesial dengan kehadiran para mantan Bupati Dadang Naser dan Obar Sobarna, mantan Wakil Bupati Gun Gun Gunawan dan Deden Rumaji, unsur Forkopimda, perangkat daerah, alim ulama dan tamu undangan lainnya.
DARA| BANDUNG- Usai dilantik Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Senin (26/4/2021), Bupati Dadang Supriatna dan Wakil Budaya Sahrul Gunawan melakukan serah terima jabatan bersama Pj. Bupati Dedi Taufik di Gedong Budaya Sabilulungan, sore harinya.
Acara semakin spesial dengan kehadiran para mantan Bupati Dadang Naser dan Obar Sobarna, mantan Wakil Bupati Gun Gun Gunawan dan Deden Rumaji, unsur Forkopimda, perangkat daerah, alim ulama dan tamu undangan lainnya.
Mereka berharap kepemimpinan Bupati Dadang Supriatna dan Wailnya Sahrul Gunawan, masyarakat Kabupaten Bandung semakin sejahtera, pembangunan semakin maju dan Kabupaten Bandung mampu meningkatkan prestasi baik di tingkat Jabar, nasional bahkan internasional.
Sementara bagi Dedi Taufik, momen sartijab sekaligus mengakhiri tugasnya sebagai Penjabat Bupati Bandung. Sudah dua pekan lebih, Dedi Taufik merampungkan tugasnya sebagai penjabat Bupati Kabupaten Bandung.
Selama itu pula ia mengurusi banyak hal yang ditugaskan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Selama menjalankan tugas sebagai Penjabat Bupati, Dedi Taufik langsung melakukan konsolidasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) agar proses transisi bisa berjalan dengan baik.
Selain itu, sesuai amanat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, ia ditugaskan menyiapkan antisipasi mudik yang sudah dilarang oleh pemerintah pusat, sekaligus mengawasai dan mengontrol penyebaran kasus Covid-19 di wilayah Kabupaten Bandung, sekaligus menjaga kondusifitas jelang pelantikan bupati terpilih.
“Semua tugas sudah saya jalankan. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung. Konsolidasi dengan OPD, upaya mengatasi Covid-19 sebagai ketua Satgas pun sudah dilakukan. Mudah-mudahan dengan waktu yang singkat, transisi kepemimpinan bisa berlangsung baik,” ucap pria yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) itu.
Beberapa isu lain yang mengemuka di Kabupaten Bandung pun digarap. Seperti, mempercepat pencairan dana desa yang yang sempat terhambat karena terbentur mekanismen. Seperti diketahui, proses transfer dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Desa (RKD) melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD), memerlukan Surat Kuasa Pemindahbukuan yang ditandatangani kepala daerah.
“Surat kuasa ini harus ditandatangani minimal oleh penjabat bupati, tidak bisa oleh pelaksana harian bupati atau penjabat sekda. Saya sudah tandatangani surat kuasanya. Mudah-mudahan dana densa segera bisa dicairkan,” kata dia.
Ia mengungkapkan, penyerahan surat kuasa ke KPPN dilakukan secara daring. Di mana soft copy surat diunggah melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan Administrasi Negara (OM SPAN) oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).
Selain surat kuasa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) juga harus melalui proses pengunggahan melalui sistem tersebut.
Hard copy dan soft copy APBDes dikirim pemerintah desa ke DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa). Kemudian diserahkan ke BKAD disertai surat rekomendasi dari DPMD.
Sinergitas juga telah dilakukan bersama Kejari melalui program Jaga Desa. Program tersebut bentuk pembinaan pengelolaan dana desa.
“Setelah diverifikasi KPPN, desa mana yang siap cair nanti dibuatkan surat pengantar dari BKAD, setelah itu baru masuk rekening desa. Mudah-mudahan dengan adanya bupati definitif prosesnya makin baik,” kata dia.
Di sisi lain, ia mengajak seluruh perangkat daerah (PD) berpartisipasi dalam pelaksanaan roda pemerintahan. Tujuannya, agar akselerasi pembangunan Kabupaten Bandung bisa terealisasi.
Kedepankan Gotong Royong
Saat menjabat sebagai penjabat bupati, ia menyoroti Desa Nagrak Kecamatan Pacet dalam Lomba Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Tingkat Provinsi Jawa Barat.
Desa tersebut memiliki empat kriteria yang dijadikan indikator penilaian. Antara lain kemasyarakatan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup. Dari aspek kemasyarakatan, mengedepankan jiwa gotong royong dan memunculkan jiwa korsa dan kebersamaan.
Di desa tersebut telah terbentuk inkubator ekonomi kreatif (ekraf), di mana kemasan produk olahan makanannya sudah bagus, sehingga ungkap Dedi Taufik kehidupan perekonomian masyarakat setempat bisa bangkit di masa pandemi.
Kemudian untuk aspek sosial budaya, telah terbentuk pengajian yang sudah berjalan sekian tahun. Sementara dari aspek lingkungan hidup, Nagrak tidak punya ketergantungan tinggi terhadap hutan.
“Warga setempat sudah bisa menghidupi diri sendiri dengan resource atau potensi lokal yang ada di desanya, salah satunya komoditas pertanian,” pungkasnya.
Editor : Maji