Satelit Republik Indonesia Satria-1 akan Diluncurkan di Amerika, Seperti Ini Kehebatannya

Rabu, 20 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi satelit (Foto:Dok computerweekly.com/liputan6)

Ilustrasi satelit (Foto:Dok computerweekly.com/liputan6)

Satelit Republik Indonesia (Satria)-1 memiliki kapasitas 150 gigabyte per second (Gbps) dengan kemampuan tiga kali lebih besar dari total sembilan satelit yang digunakan Indonesia saat ini.


DARA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny Gerard Plate, berencana menyaksikan peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria)-1, minggu depan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

“Minggu depan saya ke Amerika Serikat untuk melihat persiapan peluncuran satelit pertama kita (SATRIA-1),” ujar Menkominfo usai membuka Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 atau 3rd Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (20/7/2022).

Menurut Menkominfo Johnny, satelit intu memiliki kapasitas 150 gigabyte per second (Gbps) dengan kemampuan tiga kali lebih besar dari total sembilan satelit yang digunakan Indonesia saat ini.

Satelit itu dengan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) itu rencananya akan diluncurkan pada kuartal pertama 2023 mendatang.

“Di kuartal kedua akan disusul juga sekitar Juli atau Agustus (2023) ya, dengan satelit kedua kita,” imbuhnya, seperti dikutip dari Infopublik, Rabu (20/7/2022).

Sekedar informasi, saat ini Indonesia memiliki sembilan satelit komersial yang kini beroperasi yang terdiri atas lima satelit nasional dan empat satelit asing, dengan total seluruh kapasitas transmisi sebesar 50 Gbps.

Satelit Satria-1 itu memiliki dimensi tingginya mencapai 6.5 meter dan usia operasionalnya sekitar 15 tahun.

Perakitan satelit Satria-1 dilakukan atas kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Thales Alenia Space, perusahaan manufaktur satelit yang berbasis di Perancis.

Sedangkan untuk produksi roketnya sebagai peluncur satelit berada di Amerika Serikat. Pemerintah menggandeng Space Exploration Technologies Corporation atau SPACEX – perusahaan transportasi luar angkasa swasta Amerika Serikat yang didirikan oleh Elon Musk.

Proyek Satelit SATRIA-1 dibangun melalui skema perjanjian kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBBU. Proyek ini membutuhkan investasi senilai US$545 juta.

Editor: denkur | Sumber: Infopublik

Berita Terkait

Begini Respons Gubernur Jabar Terkait Rudapaksa di RSHS Bandung
Hujan Air Mata di Prosesi Pemakaman Sang Legenda Titiek Puspa
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Apresiasi Program Rumah Subsidi untuk Wartawan
156 Barang Tertinggal di LRT Jabodebek, Penumpang Bisa Laporan ke Contak Center Ini
Simak Nih, Curhatan Gubernur Dedi Mulyadi kepada Presiden Prabowo
Pemudik di Wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta Bisa Periksakan Matanya Secara Gratis
Hewan Peliharaan dan Sepeda Motor Dominasi Layanan KAI Logistik Periode Arus Balik
PFI dan AJI Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis oleh Ajudan Kapolri
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 12 April 2025 - 20:03 WIB

Begini Respons Gubernur Jabar Terkait Rudapaksa di RSHS Bandung

Jumat, 11 April 2025 - 21:24 WIB

Hujan Air Mata di Prosesi Pemakaman Sang Legenda Titiek Puspa

Rabu, 9 April 2025 - 02:40 WIB

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Apresiasi Program Rumah Subsidi untuk Wartawan

Selasa, 8 April 2025 - 12:38 WIB

156 Barang Tertinggal di LRT Jabodebek, Penumpang Bisa Laporan ke Contak Center Ini

Selasa, 8 April 2025 - 12:28 WIB

Simak Nih, Curhatan Gubernur Dedi Mulyadi kepada Presiden Prabowo

Berita Terbaru


 Bupati Bandung Dadang Supriatna melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Samsat Soreang, Jalan Gading Tutuka, Jumat (11/4/2025). (Foto: maji/dara)

BANDUNG UPDATE

Antrean di Samsat Soreang Membludak, Begini Keluhan Warga

Sabtu, 12 Apr 2025 - 14:24 WIB