Kecepatan internet di Indonesia meningkat sejak tahun 2014.
DARA | Dalam satu dekade terakhir, pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk mengikis kesenjangan digital di tanah air menunjukkan peningkatan signifikan.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menyatakan kecepatan internet di Indonesia meningkat sejak tahun 2014 pada kisaran 2,5 Mbps kini naik menjadi 25 Mbps di tahun 2024.
“Artinya meningkat 10 kali lipat, kita berharap di lima tahun ke depan kita bisa mengejar (target) 100 Mbps kecepatan internet,” ungkapnya dalam Program Live Obrolan Newsroom Kompas.com tentang Transformasi Digital Indonesia di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Senin (07/10/2024).
Menteri Budi Arie mengakui masih ada tantangan berkaitan dengan cakupan konektivitas internet yang masih belum merata antara pusat perkotaan dan pedesaan.
Menurut Menkominfo, kendala itu terjadi karena ada proyek pembangunan Base Transceiver Station (BTS) yang mangkrak.
“Saya menerima perintah langsung dari Presiden Jokowi untuk mengurai permasalahan hukum dan teknis atas pembangunan BTS 4G. Karena itu dua hal yang harus kita selesaikan. Masalah hukumnya tetap berjalan, sementara masalah teknis pekerjaan harus kita selesaikan. Jadi pembangunan proyek BTS 4G terus dilanjutkan, karena itu kan hak masyarakat untuk memperoleh akses konektivitas atau sinyal,” jelasnya.
Saat menjabat Menkominfo per 17 Juli 2023, Menteri Budi Arie melakukan berbagai langkah percepatan dengan membentuk Satun Tugas Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) yang bersifat lintas sektoral melibatkan Kementerian Kominfo, Kementerian Keuangan, Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
“Kemudian, melakukan koordiansi intensif dengan Forkopimda khususnya TNI-Polri di wilayah Papua yang belum selesai pembangunan di wilayah kahar. Saat ini untuk di luar Papua sudah selesai semua, di Papua tinggal beberapa lagi yang tingkat kemajuan penyelesaiannya sudah mencapai 91%,” ungkapnya.
Khusus pembangunan BTS 4G wilayah Papua, Menkominfo menjelaskan tantangan sebagai daerah kahar, secara geografis kondisinya berbeda dibandingkan daerah lain, sehingga membutuhkan kerja ekstra.
“Seperti misalnya pada Tahun 2022 terjadi penembakan delapan orang Pahlawan Telekomunikasi di Kabupaten Puncak, saat kegiatan pemeliharaan proyek menara Palapa Ring. Dimana kepolisian setempat mengeluarkan imbauan untuk menunda pekerjaan. Setahun setelahnya, terjadi teror pembacokan dan penyanderaan pekerja pembangunan BTS BAKTI Kominfo,” tuturnya.
Selain itu, terjadi aksi vandalisme terhadap infrastruktur yang dibangun, kemudian, Kementerian Kominfo mengeluarkan imbauan dan sosialisasi kepada masyarakat agar menjaga infrastruktur telekomunikasi yang telah disediakan pemerintah untuk kebutuhan masyarakat.
“Jadi setelah dibangun, dirusak lagi. Kita menghimbau bahwa ini kan hak-nya masyarakat untuk memperoleh akses konektivitas atau sinyal, sehingga sebagai fasilitas umum digunakan bersama oleh seluruh masyarakat sudah sebaiknya dipelihara bersama,” tandasnya.
Hingga Juni 2024, BAKTI Kementerian Kominfo telah membangun 6.663 BTS 4G yang telah beroperasi dan 18.697 titik akses internet untuk pelayanan publik. Adapun akses internet terdiri atas 8.836 titik sekolah, 5.182 kantor pemerintah, 2.606 layanan kesehatan, 743 pusat kegiatan masyarakat, 674 tempat ibadah, 322 layanan pertahanan dan keamanan, 139 lokasi wisata, 120 pelayanan utama, dan 75 transportasi publik.***(Kominfo)
Editor: denkur