DARA | CIANJUR — Ratusan siswa dan guru SDN Pancawangi, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat meminta bantuan tenda darurat untuk siswa selama belajar di halaman sekolah.
Tintin Sudartini, seorang guru SDN Pancawangi, mengatakan, saat ini tenda darurat itu dibutuhkan oleh siswa agar mereka nyaman selama ketika belajar. “Para siswa harus bungkuk dan duduk dengan posisi tidak nyaman. Belum lagi udara yang panas, jadi rata-rata mereka itu tidak fokus waktu belajar,” ujar Titin, kepada wartawan, Selasa (10/9/2019).
Pemkab Cianjur, lanjut Titin, sudah menjajikan sekolah bisa mendapatkan pinjaman tenda darurat dari BPBD Cianjur. Tapi, sekolah harus mengajukannya dulu untuk mendapatkan pinjaman itu.
Tintin khawatir hal itu akan memakan waktu atau bahkan biaya. Padahal, menurut dia, seharusnya pemerintah lebih aktif dan sigap memberikan bantuan, terlebih setelah mengetahui kondisi darurat yang terjadi di SDN Pancawangi.
Pihak sekolah masih terus menunggu bantuan pasca satu ruang kelas ambruk dan dua lainnya rusak sehingga tidak bisa digunakan. Apalagi, lanjutnya pula, sejak 2014 lalu sekolah sudah banyak mengajukan permohonan bantuan. Tapi belum satu pun terealisasi.
”Makanya, bisa dibilang kami juga sudah capek menunggu. Jadi untuk saat ini kami mengharapkan ada bantuan sementara saja dulu. Para murid, sementara ini sangat butuh tenda dan meja portabel,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur, Agus Supiandi, menyebutkan, pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp150 juta untuk merehab fisik sekolah yang berlokasi di Kampung Pasirsembung, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku itu.
“Untuk rehab sekolah tersebut telah kita alokasikan dari DAU (dana alokasi umum) perubahan tahun ini. Namun kalau kapan cairnya kita belum tahu, karena kan harus melalui persetujuan dewan juga. Biasanya kalau anggaran perubahan itu sekitar Oktober,” ujar Agus.
Ia mengungkapkan, alokasi anggaran sebesar itu untuk merehab fisik dua lokal kelas yang rusak tersebut. Sedangkan untuk bangunan kelas yang ambruk akan dianggarkan tahun depan.
“Sebab kalau anggarannya sekarang lebih dari Rp200 juta harus melalui proses lelang dan itu lama lagi. Kalau nilainya kurang Rp200 juta bisa penunjukkan langsung atau swakelola,” katanya.
Karena itu, pihaknya membantah jika dinas terkesan melakukan pembiaran atas kondisi tersebut. Terlebih usulannya memang untuk tahun 2019. “Prinsipnya, kami berharap anggaran bisa secepatnya cair, sebab keberadaan belajar siswa sangat prihatin, sampai harus belajar di luar,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, puluhan siswa SD Negeri Pancawangi Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat belajar di luar kelas sejak pertengahan Juli lalu atau dalam dua bulan terakhir ini. Pihak sekolah terpaksa menggelar terpal di lapangan voli, di bawah pohon dan di teras depan ruang guru untuk kegiatan belajar-mengajar bagi siswa kelas 4, 5, dan 6, karena ruang kelas mereka ambruk dan rusak.
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan