Sebanyak 33 desa di 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat jadi prioritas penanganan kasus stunting. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Irvan Nur Fauzi mengatakan berbagai kampanye penanganan dan pencegahan stunting terus digaungkan Dinas Kesehatan setempat untuk mencapai target nol kasus.
DARA | CIANJUR – “Stunting masih menjadi perhatian serius Pemkab Cianjur. Pasalnya, sampai saat ini kasus stunting masih ditemukan. Ada 33 lokus prioritas stunting. Jadi ada 33 desa. Tahun depan kita akan kembangkan terus,” kata Irvan, kepada wartawan, Jumat (6/11/2020).
Irvan menyebutkan, angka kasus stunting di Kabupaten Cianjur menunjukkan progres positif. Artinya, terdapat penurunan angka yang cukup signifikan.
“Alhamdulillah, dari Riskesdas (riset kesehatan dasar) serta SSGB (studi status gizi balita) tahun 2018, angka kita jauh menurun. Pada Riskesdas 2017 angkanya di kisaran 30%, sekarang sudah 26%,” jelas Irvan.
Penurunan angka kasus stunting itu bagi Irvan cukup berprogres mengingat di Kabupaten Cianjur sendiri permasalahan tersebut masih terus terjadi.
Keberhasilan menurunkan angka stunting, jelas Irvan, tentu merupakan kerja sama dan kolaborasi dari semua pihak di semua tingkatan pemerintahan.
“Sudah cukup jauh penurunannya. Ini berkat kerja sama semua unsur pemerintah di tingkat kabupaten hingga desa bahkan level keluarga,” tuturnya.
Beberapa hari lalu perwakilan dari Kabupaten Cianjur diundang menghadiri kegiatan workshop stunting di Jakarta. Irvan berharap dari kegiatan itu ada sebuah solusi yang pada akhirnya berdampak terhadap upaya-upaya penanganan stunting di Kabupaten Cianjur.
“Berbagai upaya terus kami lakukan. Memang ada pondasi-pondasi untuk menangani stunting,” ungkapnya.
Di antara pondasi-pondasi itu, kata Irvan, meliputi kampanye pencegahan stunting yang terus digencarkan. Kemudian ada kebijakan dari para pemangku kepentingan seperti pimpinan daerah serta unsur pentahelix untuk mengurangi angka stunting.
“Lalu selanjutnya upaya perbaikan gizi masyarakat. Paling penting yang harus kita jaga adalah 1.000 hari pertama kehidupan, mulai dari kali pertama seorang ibu dinyatakan hamil sampai anak berusia 2 tahun. Nah ini yang dinamakan golden periodic atau periode emas mencegah terjadinya stunting,” ujarnya.
Karena itu, 1.000 hari pertama kehidupan tersebut bisa dikatakan sebagai kunci mencegah dan mengendalikan terjadinya stunting. Jika 1.000 hari pertama kehidupan itu terabaikan, kata Irvan, Dinkes akan cukup kesulitan mengintervensinya.
“Maka harus dijaga betul 1.000 hari pertama kehidupan ini,” pungkasnya.***
Editor: denkur