DARA | BANDUNG – Program uji coba carpooling atau naik transportasi umum bersama-sama tidak hanya sebatas Grab to Work. Sebelum bekerja sama dengan perusahaan jasa transportasi online itu, Angkot to school sudah pernah diuji coba.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Jawa Barat, Didi Ruswandi, menyampaikan hal itu kepada Humas Kota Bandung, Minggu (10/3/2019). Pernyataan Didi sekaligus menepis anggapan bahwa program carpooling hanya sebatas Grab to work.
“Kita lakukan uji coba ini untuk mengetahui sejauh mana potensi implementasi carpooling. Grab to work itu merk dagang dari Grab. Kenapa Grab? Karena mereka langsung menyambut ketika kami tawarkan,” katanya.
Sebelumnya, lanjut dia, Dishub Kota Bandung juga pernah bekerja sama dengan Kopamas (Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat) dan Data Science Indonesia untuk uji coba Angkot to school. Melihat respon dari para siswa, ternyata ada peluang dan harus ditindaklanjuti.
“Sekarang kita masih uji coba. Kalau operasionalnya bebas, mau online ataupun offline. Bentuknya bisa apapun karena potensinya cukup besar,” ujar Didi.
Didi meyakinkan bahwa program carpooling ini merupakan peluang bagi para pelaku transportasi massal karena akan ada begitu banyak orang yang tidak menggunakan kendaraan pribadi ke kantornya atau sekolahnya. “Carpooling ini peluang bagi online maupun offline.”
Menurut Didi, bentuknya bisa apapun. Misalkan angkot bisa menggarap Angkot to school. Segmen lain pun bisa ditangkap peluangnya seperti buruh pabrik yang belum tergarap.
“Harapannya teman-teman dari offline maupun online ikutan menggarap dengan membuat program. Segmentasinya kan beda-beda. Kita welcome, sangat menyambut baik,” kata Didi.
Jika melihat gambaran besarnya, Didi menyatakan bahwa carpooling merupakan rencana strategis dalam upaya mengatasi kemacetan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditentukan bahwa sharing kendaraan 25 persen menggunakan transportasi publik selama lima tahun ke depan.
Dalam Renstra (rencana strategis), pihaknya menambahkan, bahwa yang dimaksud angkutan umum itu tidak hanya transportasi publik melainkan juga carpooling atau transportasi bersama. “Sekarang kan baru 17 persen. Sepintas memang kecil targetnya 8 persen lima tahun. Tapi itu butuh effort besar,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan