“Untuk sementara ini, baru berkomunikasi dengan partai-partai di dalam parlemen dulu untuk menghitung persentase sesuai aturan KPU dan selanjutnya juga akan mengintensifkan komunikasi dengan partai-partai non parlemen. Jadi Golkar tidak akan berhenti berkomunikasi dengan partai lain untuk mengusung calon yang ideal memimpin Kabupaten Bandung,” kata Cecep Suhendar.
DARA | BANDUNG – Ketua tim penjaringan balon Bupati/Wakil Bupati Bandung dari partai Golkar Kabupaten Bandung, Cecep Suhendar menanggapi dengan santai terkait banyaknya kabar tentang para bakal calon (balon) bupati dari partainya yang mulai tampil berkonsolidasi dengan balon dari partai lain.
Menurut Cecep, para balon bupati dari Partai Golkar memang ditugaskan untuk terus bersosialisasi di masyarakat guna membesarkan partai dan ranah individu mereka sendiri. Ia melihat sampai saat ini nama-nama kandidat bacalon Golkar menguat dimana-mana, sehingga wajar apabila partai lain menganggap ini sebagai peluang besar.
“Hal tersebut menjadi peluang bagi partai-partai lain agar melirik ke para kandidat itu terutama para individunya,” kata Cecep kepada dara.co.id di ruang kerjanya Kantor DPRD Kabupaten Bandung, Soreang, Rabu (10/6/2020).
Cecep yang juga ketua fraksi Golkar DPRD Kabupaten Bandung itu menilai sebuah hal yang wajar ketika para kandidat tersebut berkomunikasi dengan partai lain. Itu bukan berarti mereka hengkang, justru mereka sedang berkomunikasi politik dengan partai lain dan semua memiliki hak yang sama dan dipersilakan baik secara individu maupun secara lembaga.
Baginya tidak ada kekhawatiran karena partainya punya peraturan organisasi tersendiri, yang mana ada batasan-batasan langkah individu kader dalam kondisi sebagai kandidat. Mereka juga punya optimalisasi politik yang harus dilakukan baik dengan masyarakat, individu lain ataupun dengan partai lain.
“Jadi bukan berarti ketika mereka berkomunikasi dengan partai lain itu hengkang, tetapi itu merupakan bagian dari yang ditugaskan oleh partai Golkar itu sendiri,” terangnya.
Cecep menyebutkan bahwa saat ini kandidat dari partai berlambang pohon beringin itu masih delapan orang. Namun sebenarnya tugasnya di tim seleksi daerah sudah selesai karena sudah diserahkan ke pusat, dan sekarang tinggal ranah pusat melakukan tahapan.
“Pertama, sesuai juklak nomor 3 tahun 2020, tugas saya adalah menetapkan partai koalisi. Kedua menetapkan calon bupati ,dan ketiga menetapkan calon wakil bupati,” ucapnya.
Pelaksanaan hal tersebut akan dilakukan dengan tahapan yang sudah diatur diantaranya dengan survey oleh lembaga independen yang ditunjuk oleh pusat dimana survey tidak cukup hanya satu kali. Selanjutnya tahapan fit and proper test kepada para kandidat oleh DPP sehingga cukup memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh mereka.
“Setelah itu DPP akan merekomendasikan melalui pleno dengan melibatkan DPD provinsi dan keluarlah rekomensasi kepada kandidat yang layak untuk diajukan menjadi calon bupati dari partai Golkar. Kalau melihat tahapan di KPU berarti kita menargetkan rekomendasi akan keluar akhir Juni,” katanya.
Untuk Partai koalisi, Cecep mengaku pihaknya sudah berkomunikasi dengan tujuh partai yang ada di DPRD Kabupaten Bandung melalui fraksi-fraksi yang ada. Pada prinsipnya partai-partai lain itu berhasrat untuk bergabung dengan partai Golkar, namun tentunya harus mencari chemistry terhadap flatform dari keinginan bersama untuk membangun kabupaten Bandung.
“Untuk sementara ini, baru berkomunikasi dengan partai-partai di dalam parlemen dulu untuk menghitung persentase sesuai aturan KPU dan selanjutnya juga akan mengintensifkan komunikasi dengan partai-partai non parlemen. Jadi Golkar tidak akan berhenti berkomunikasi dengan partai lain untuk mengusung calon yang ideal memimpin Kabupaten Bandung,” jelasnya.***
Editor: Muhammad Zein