“Pertimbangannya selain sosial karena mereka tidak ada yang mau merawat, tapi juga medis. Memang kita sudah telusuri saudara dan warga, memang mengaku takut terpapar corona juga, akhirnya dibawa ke rumah sakit,” ujar Kepala Dinkes KBB, Hernawan Widjayanto.
DARA | BANDUNG – Tiga orang anak kecil warga Desa/Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, menenteng keresek hitam masuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin dan dikabarkan akan menginap di rumah sakit tersebut.
Ketiga anak kecil itu ternyata terpaksa menginap sementara di rumah sakit karena sang ayah positif terpapar Coronvirus Disease 2019 (Covid-19), sehingga saat ini diisolasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Sementara ibu dan nenek mereka, juga menunjukkan gejala positif virus corona dan harus menjalani isolasi.
Saat dikonfirmasi Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjayanto membenarkan kabar tersebut. Keluarga dan tetangga di sekitar kediaman korban merasa ketakutan dan khawatir kalau harus mengurus ketiga anak tersebut.
Dengan pertimbangan sosial dan medis, akhirnya ketiga anak yang berusia 12 tahun, 7 tahun, dan 4 tahun itu dibawa ke rumah sakit untuk dirawat dan juga melakukan isolasi.
“Pertimbangannya selain sosial karena mereka tidak ada yang mau merawat, tapi juga medis. Memang kita sudah telusuri saudara dan warga, memang mengaku takut terpapar corona juga, akhirnya dibawa ke rumah sakit,” ujar Hernawan saat dihubungi melalui telepon seluler, Senin (6/4/2020).
Lantaran sudah melakukan kontak erat dengan keluarganya, ketiga anak itu akhirnya menjalani rapid test. Hasilnya, anak bungsu positif virus corona.
“Tapi alasan lain mereka dirawat di rumah sakit, juga karena mereka sudah kontak dengan orang tua yang positif. Terbukti, hasilnya anak paling kecil positif juga,” terangnya.
Untuk memastikan kondisi si bungsu dan ibunya yang masih berstatus PDP, keduanya sudah melakukan Swab Test dan tinggal menunggu hasilnya keluar.
“Agar lebih pasti lagi, harus berdasarkan hasil swab test. Sekarang kami sedang tunggu hasilnya. Untuk neneknya positif, tapi sekarang kondisinya sudah membaik, sesak nafasnya mulai berkurang,” jelasnya.
Soal kekhawatiran berlebih yang dirasakan warga, menurut Hernawan, hal tersebut kemungkinan juga akibat tidak masifnya sosialisasi dan edukasi yang disampaikan pada masyarakat.
“Wajar masyarakat takut merawat keluarga PDP bahkan yang positif serta ODP yang harus isolasi di rumah, tapi tidak sampai menelantar juga seharusnya. Mungkin edukasi dan sosialisasi tidak sampai ke masyarakat,” jelasnya.
Bahkan video ketiga bocah tersebut sempat viral di media sosial instagram dan mendapatkan berbagai respon dari para netizen.***
Editor: Maji