SAYA perlu memberikan apresiasi kepada KPU Kabupaten Bandung tentang debat publik kedua Paslon Bupati/Wabup Bandung yang dilaksanakan tadi malam, Sabtu (14/11/2020).
Lebih hidup dan memberikan ruang bagi Paslon untuk membuka perdebatan. Materi pertanyaan sesi I memang cukup berat bagi Paslon karena berkaitan dengan pemahaman konsep otonomi daerah, khususnya tentang hubungan pusat daerah, dan ruang bagi daerah untuk memberikan dukungan dan pembantuan kepada pusat.
Hanya kalangan tertentu saja yang memahami hal ini, sehingga jawaban dari Paslon kedodoran dan tidak nyambung.
Apabila dinilai secara kuantitatif dengan membagi angka 100, secara berurutan dapat dinilai 40,30,30.
Sebagai kata kunci hubungan pusat daerah adalah interelasi (saling berkaitan), dan interdependensi (saling ketergantungan).
Sesi selanjutnya bersifat “poblem solving” tentang persoalan yang dihadapi Kabupaten Bandung. Jawaban bervariasi dan bersifat debatable.
Semoga saja debat terakhir nanti, mungkin diselenggarakan pada waktu jadwal terakhir masa kampanye (5 Desember 2020), menampilkan debat antara figur Calon Wakil bupati.
Karena kesan publik selama ini bahwa peran Wabup saat ini hanya sekadar “ban serep” semata, dan bagaimana sikap calon Bupati mengenai hal ini.
Bravo KPU ! & Bravo Paslon Bupati/Wabup.***