Situasi pandemi Covid-19 yang belum juga mereda berdampak terhadap semua sektor, termasuk pendidikan. Selama semester satu pada tahun ajaran 2020-2021, sistem pembelajaran menggunakan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Pembelajaran Dari Rumah (PDR).
DARA | BANDUNG – Itu diberlakukan pada semua jenjang pendidikan, dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi.
Metode pembelajaran seperti itu bukan hal yang mudah, sebab rentan membuat peserta didik jenuh dan tidak mau mengikuti pelajaran, sehingga pihak pendidik harus pandai-pandai berinovasi untuk membuat anak didik nyaman belajar dan tidak bosan terutama di jenjang pendidikan PAUD.
Penilik PAUD Kecamatan Pasirjambu, Yuyun mengatakan, dengan melihat situasi pandemi Covid-19 yang masih belum selesai, pembelajaran untuk semester dua yang akan dimulai pada bulan Januari pun masih menggunakan metode PDR.
Pihaknya sangat mengerti semua orangtua dan anak tentu sudah jenuh dan ingin segera belajar tatap muka, namun demi kebaikan bersama, memang yang terbaik adalah belajar via daring.
“Kalaupun nanti ada situasi yang memungkinkan, boleh dikolaborasikan dengan luring atau kunjungan guru ke rumah atau disekolah dengan aturan,” kata Yuyun di Pasirjambu, Kamis (31/12/2020).
Keputusan PDR di semester dua tersebut awalnya menjadi pertentangan sendiri, karena ada beberapa lembaga yang ingin melakukan pembelajaran tatap muka.
Namun, lanjut Yuyun, mereka sudah diberi pemahaman bahwa jika memang lembaga ingin melaksanakannya, memang ada beberapa poin penting yang harus ditempuh karena ada resiko jika tetap memaksakan.
“Akhirnya mereka mengerti dan tetap akan melaksanakan PDR ini,” ujar Yuyun.
Paling dikhawatirkan, kata Yuyun, Pasirjambu merupakan wilayah jalur wisata dimana banyak sekali pendatang dari luar yang berwisata, sementara pihak sekolah atau guru tidak selalu memantau pergerakan peserta didik selama mereka diluar sekolah sehingga akan beresiko jika melaksanakan belajar tatap muka.
Ia mengimbau kepada setiap lembaga sekolah PAUD agar bisa terus berinovasi untuk menarik minat peserta didik agar mau mengikuti pelajaran dan memberi pemahaman kepada para orangtua terkait situasi saat ini.
“Jadi anak harus enjoy belajar dan orangtua pun tidak ikut pusing,” katanya.
Sementara itu, Ketua PKG PAUD Pasirjambu, Nina Marlina mengatakan tidak ada perubahan yang signifikan untuk metode pembelajaran di semester dua, namun sebagai langkah persiapan, pihak sekolah atau tenaga pendidik harus melakukan sosialisasi kepada orangtua peserta didik bagaimana metode yang akan dilaksanakan pada semester dua nanti.
“Agar orangtua bisa mengerti dan memahami dan mereka tidak merasa was was. Memang semua merindukan belajar tatap muka tapi pihak sekolah harus selalu berkomunikasi dengan orangtua agar mereka bisa memahami situasinya,” kata Nina.
Nia mengaku, pada tahun ajaran ini, jumlah peserta didik di tiap lembaga PAUD menurun drastis antara 30-50 persen. Hal itu terjadi karena banyak orangtua yang beranggapan, untuk apa anak disekolahkan sementara harus dirinya sendiri yang mengajar.
“Karena itu pihak sekolah harus bisa berinovasi untuk mencerdaskan masyarakat supaya dengan kondisi seperti ini mereka masih bisa mengerti pendidikan itu butuh dan harus dilaksanakan walaupun dengan situasi pandemi sekarang ini,” pungkasnya.***
Editor: denkur