DARA | JAKARTA – Selama masa Pemilu 2019, penyebaran hoaks setiap bulannya terus meningkat. Kemenkominfo mencatat, Oktober 2018 ada 53 hoaks, November 2018 (63 hoaks), Desember 2018 (75 hoaks), Januari 2019 (175 hoaks), dan Februari 2019 (353 hoaks).
Anggota Bawaslu, Rahmat Bagja mengatakan, peningkatan ini rawan menimbulkan konflik horizontal. Bahkan, diduga ada upaya mendelegitimasi penyelenggaraan pemilu.
Rahmat Bagja mengatakan itu dalam sebuah diskusi bertema “Hoaks, Kebebasan Berpendapat dan Pemilu 2019, di Jakarta, Senin (25/3/2019).
Menurut Rahmat Bagja, yang krusial dari peredaran hoaks di media sosial adalah dampak yang ditimbulkan di masyarakat. Salah satunya terjadinya konflik horizontal hingga delegitimasi penyelenggaraan pemilu.
Peningkatan hoaks terjadi karena konsumsi informasi di media sosial tidak disertai cek fakta yang cukup, sehingga hoaks yang awalnya hanya diproduksi satu pihak terus meluas di seluruh jejaring media sosial.
Saat ini, lanjut Rahmat Bagja, informasi bisa mudah dimanipulasi. Tak sadar kalau jejak digital tak bisa dihapus. Ierlu diwaspadai.***
Editor: denkur