Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ), ternyata tingkat literasi para siswa menurun. Pasalnya, tidak semua siswa mampu belajar sendiri di rumah. Para siswa itu tetap membutuhkan interaksi dengan guru.
DARA – Demikian disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Eva Stevany Rataba diwawancarai Parlementaria, Rabu, (9/2/2022).
Namun, lanjutnya ada dilema pula ketika pembelajaran tatap muka (PTM) diberlakukan, karena angka postif Covid-19 di kalangan siswa dan tenaga kependidikan meningkat. Sudah ada kebijakan diskresi dari Presiden Joko Widodo, agar PTM kembali dievaluasi.
“Refleksi dari kondisi pandemi dua tahun terakhir mencatat bahwa PJJ tidak dapat berjalan optimal sehingga menimbulkan learning loss yang berdampak pada menurunnya tingkat literasi peserta didik. Tidak semua peserta didik dapat belajar sendiri di rumah, tetapi harus berinteraksi dengan guru. Selain itu orangtua juga tidak dapat mengajarkan ilmunya, ada keterbatasan waktu di rumah sehingga anak membutuhkan tenaga pendidik profesional di sekolah,” ujar Eva, seperti dikutip dpr.go.id, Kamis (10/2/2022).
Politisi Partai NasDem itu melanjutkan, di daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar), PJJ banyak mengalami hambatan, seperti adanya keterbatasan jaringan internet, sinyal buruk, dan tidak memiliki gadget. Ini adalah potret lain dari PJJ di wilayah 3T.
Sementara itu, merespon isu hilangnya generasi terdidik pasca pandemi, Eva mengemukakan, hal ini bisa saja terjadi bila tidak segera diantisipasi mulai dari sekarang.
“Kami berharap agar pemerintah, para tenaga pendidik, dan masyarakat bisa bekerja sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi para peserta didik, agar memiliki kemandirian, berdaya saing, inovatif dengan memiliki kepribadian/karakter Pancasila dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru,” jelas legislator dapil Sulsel III ini. (mh/sf)
Editor: denkur