Wali Kota Bandung Oded M Danial mengajak seluruh lapisan masyarakat kembali menggelorakan semangat perjuangan Bandung Lautan Api. Namun, kali ini perjuangan masyarakat adalah melawan pandemi Covid-19.
DARA – Oded menuturkan, momentum Bandung Lautan Api yang diperingati setiap 24 Maret memiliki makna tidak hanya sebatas pengorbanan semata, namun turut serta memberikan gambaran perihal kekompakan masyarakat Kota Bandung dalam menghadapi persoalan.
“Kita harus belajar dari mereka (pahlawan), pertama mereka memiliki soliditas, guyub, dan kompak luar biasa. Bahkan sampai mereka rela mengambil sebuah keputusan harta mereka harus dibakar,” ucap Oded, usai berziarah di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Selasa (23/3/2021).
Kerja sama yang solid ini bisa menjadi inspirasi masyarakat Kota Bandung dalam menghadapi kondisi terkini. Dia menegaskan, kolaborasi masyarakat menjadi kunci penting dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Hari ini, mari jadikan keteladanan buat kita. Mari guyub kita bangun kolaborasi menghadapi pandemi covid-19. Saya yakin dengan semangat pengorbanan mereka. Saya yakin pandemi ini akan cepat hilang,” ujarnya.
Guna memperingati peristiwa Bandung Lautan Api, Oded bersama rombongan perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Bandung lakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Cikutra.
Setelah diawali oleh upacara penghormatan dan mengheningkan cipta, acara lalu dilanjutkan dengan tabur bunga.
Selain makam para pahlawan peristiwa Bandung Lautan Api, rombongan juga turut menabur bunga di makam mantan Wali Kota Bandung Hussein Wangsa Atmaja dan Otje Djundjunan.
Lalu ke makam Aang Kunaefi dan Yogie S. M, tak ketinggalan makam Dr. Setiabudhi dan sejumlah tokoh lainnya tak luput dari taburan bunga.
“Pada saat tabur bunga perasaan saya menerawang bagaimana 75 tahun lalu bangsa Indonesia, khususnya warga Bandung, dalam rangka pertahankan NKRI. Mempertahankan hasil sebuah kemerdekaan ketika terjadi ada invasi kembali untuk merebut wilayah Bandung. Luar biasa saya melihat warga Kota Bandung mereka lebih rela semua harta kekayaan, rumah dibakar ketimbang diambil kembali oleh penjajah,” ujarnya.
Oded menyerukan jiwa pengorbanan para pahlawan inilah yang pada kondisi kekinian kembali dibutuhkan Indonesia. Perjuangan tanpa pamrih demi Tanah Air oleh para pahlawan ini harus bisa menjadi cerminan bagi masyarakat.
“Ini maknanya luar biasa. Saya melihat betapa para pendahulu punya jiwa pengorbanan luar biasa. Maka dengan situasi kekinian mari kita jadikan keteladanan. Sisi jiwa pengorbanan luar biasa ini kita harus hadirkan hari ini, karena Ibu Pertiwi sedang menunggu pengorbanan anak bangsa,” ungkapnya.
Oded tak hentinya menyanjung dan mengagumi para pahlawan, khususnya di peristiwa Bandung Lautan Api. Sebab, tak sedikit dari barisan nisan makam para pahlawan tersebut tanpa tertulis namanya atau hanya ditandai dengan identitas ‘Tidak Dikenal’.
Meski identitasnya tidak dikenal, menurut Oded, tak menjadi alasan bagi masyarakat Kota Bandung untuk melupakan jasa para pahlawan tersebut. Karena melalui pengorbanan nyawa mereka, masyarakat hari ini bisa menikmati buah dari kemerdekaan.
“Itulah sebuah peristiwa sangat luar biasa, sampai-sampai para mujahid dan mujahidah mereka itu sangat luar biasa karena situasi dan kondisi sehingga mereka tidak dikenal namanya. Walau tidak dikenal namanya, tapi yang harus kita kenang itu bagaimana spirit perjuangan dalam mempertahankan ibu pertiwi,” pungkas Oded.***
Editor: denkur