Tren bebas kandang baterai di Indonesia yang mulai terdengar sejak tahun 2000 semakin marak gaungnya di tahun 2022.
DARA | Jelang tutup tahun, deretan komitmen untuk 100% beralih menggunakan telur bebas kandang baterai diumumkan oleh sembilan restoran di Indonesia setelah pendekatan dilakukan oleh Animal Friends Jogja (AFJ)
bersama Sinergia Animal dalam koalisi Act For Farmed Animals dan Open Wing Alliance.
Sembilan restoran tersebut adalah Marugame Udon, Potato Head, Outback Steakhouse, Blue Steps Villa and Restaurant, Jiwajawi, My Little Warung, Letusee, Little Garden, dan Lotus Mio.
Marugame Udon–yang berada di bawah induk perusahaan Toridoll–telah mengumumkan komitmen globalnya pada September 2022, sebagai respons dari kampanye yang dilakukan oleh organisasi perlindungan satwa secara global di bawah koordinasi Open Wing Alliance untuk mendesak mereka beralih ke pasokan telur bebas kandang baterai.
Komitmen terbaru dibuat oleh Potato Head pada awal November 2022. Salah satu beach club yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun asing di Indonesia Ini bermula di Seminyak, Bali, dan kini telah melebarkan sayap ke Jakarta, Singapura, dan Hongkong.
Sedangkan enam dari sembilan restoran yang telah berkomitmen, yaitu Blue Steps Villa and Restaurant, Jiwajawi, My Little Warung, Letusee, Little Garden dan Lotus Mio, berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Masing-masing dari restoran ini akan menyelesaikan masa transisi beralih ke telur bebas kandang baterai dalam waktu yang berbeda, antara tahun 2023 dan 2024.
“Usaha untuk mendekati perusahaan agar beralih menggunakan telur yang bukan berasal dari kandang baterai kami lakukan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan hidup para ayam petelur yang menderita di dalam kandang baterai,” ujar Elly Mangunsong, Corporate Outreach Coordinator, Animal Friends Jogja.
“Saat ini, demand dari masyarakat untuk mendapatkan produk telur yang berkualitas tinggi terus meningkat. Sudah sewajarnya perusahaan-perusahaan meninggalkan kandang baterai yang kuno dan mengikuti demand
masyarakat akan produk telur yang lebih berkualitas,” imbuhnya dalam rilis, Rabu (16/11/2022).
Keputusan untuk berkomitmen diambil oleh restoran-restoran ini sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka kepada para konsumen untuk menyuguhkan produk-produk berkualitas.
Selain itu, keputusan untuk beralih ke telur bebas kandang baterai juga menunjukkan keseriusan dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan tentunya kesejahteraan ayam-ayam petelur.
Mengapa Beralih ke Telur Bebas Kandang Baterai?
Kandang baterai merupakan salah satu sistem terkejam dalam peternakan ayam petelur. Sistem ini membuat jutaan ayam petelur menderita seumur hidupnya karena terkerangkeng di dalam kandang yang sangat sempit, berhimpitan dengan individu-individu lainnya. Bahkan, satu individu ayam petelur hanya memiliki ruang gerak lebih kecil dari selembar kertas A4.
Selain merupakan sistem yang kejam, Menurut European Food Safety Authority, telur dalam kandang baterai 25 kali lebih berpotensi terkontaminasi salmonella, yang mana menimbulkan risiko kesehatan bagi para konsumen.
Tentang Animal Friends Jogja
Animal Friends Jogja (AFJ) adalah organisasi nirlaba yang dibentuk pada tahun 2010 dan berkomitmen untuk memperjuangkan hak dan perlindungan hewan di Indonesia.
AFJ adalah bagian dari Member League OIPA/Organizzazione Internazionale per la Protezione degli Animali (An International Organization for Animal Protection Associated with the United Nations Department of Public
Information), anggota koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), Act for Farmed Animals dan Open Wing
Alliance (OWA).
Pada tahun 2016, AFJ mulai mengkampanyekan isu kesejahteraan hewan ternak dan menjadi LSM pertama yang menyuarakan isu tersebut di Indonesia.
Tentang Act for Farmed Animals
Act For Farmed Animals adalah kampanye bersama yang dijalankan oleh Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal untuk meningkatkan kesejahteraan hewan di Indonesia.
Kami yakin dunia yang lebih baik untuk hewan dapat terwujud jika kami mulai mengedukasi masyarakat tentang bagaimana hewan diperlakukan dalam sistem produksi pangan.
Editor: denkur