Para seniman Kabupate Bandung tampil menghibur warga, setiap Minggu. Selain sebagai ajang melatih mental, mereka tampil untuk melestarikan kesenian tradisional Sunda. Hebatnya lagi para seniman ini tampil tanpa imbalan dari Pemkab Bandung. Untuk kebutuhan transportasi saja mengandalkan saweran.
INGIN hiburan dengan menyaksikan berbagai kesenian Sunda? Bisa datang setiap Minggu pagi ke Gedong Budaya Sabilulungan (GBS) Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Di pelataran GBS itu para seniman Sunda berekspresi dengan menampilkan kesenian tari-tarian tradisional, calung, reog, karinding, debus, dan kesenian lainnya. Pencak silat tampak mendominasi, hampir setiap minggu beberapa paguron pencak tampil.
Seperti di acara yang ke- 29 kalinya, Minggu (13/10/2019), ratusan warga, sehabis jalan-jalan pagi berkerumun di pelataran GBS menyaksikan penampilan Paguron Pencak Silat Dangiang Putra Mekar, Tunas Mekar Angkasa, Gilang Kencana, dan paguron PPSI Macam Kembar. Sedangkan jaipongan tampil dari Sanggar Khansa Putra Pajajaran dan Sanggar Jaipong Sabilulungan, serta reog dari Lingkung Seni Gentra Saluyu.
Tak Teranggarkan
Dodi Hamidi, staf Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung, yang biasa mengasuh penampilan para seniman dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bandung ini mengatakan, acara tersebut tidak termasuk dalam program Disparbud.Tapi Disparbud hanya memberi ruang di pelataran GBS.
“Acara ini sebagai sarana untuk silaturahmi sesama seniman se-Kabupaten Bandung. Selain itu, sebagai ajang untuk menambah pengalaman tampil bagi para seniman,” ujar Dodi.
Karena bukan hajat Disparbud, maka tidak ada anggaran bagi para seniman tersebut. Untuk transpor membawa alat gambelan para seniman mengeluarkan biaya sendiri.
Jika saweran dari penonton banyak, selain transpor terganti, ada lebih uang lelah. Hal tersebut diakui Yuli Randini dan Nani, orang tua yang anaknya tampil membawakan tari jaipong.
Mereka tampil di sana itung-itung latihan, menambah jam terbang anaknya menari jaipong. “Dapat uang syukur, tidak juga ga apa-apa. Yang penting anak saya bisa terlatih mentalnya. Bila satu saat ikut pasanggiri jaipongan sudah biasa tampil,” kata Nani.
Di tengah kerumunan penonton, tampak Agus Firman Zaini, Kepala Disparbud Kabupaten Bandung, Jawa Barat seperti begitu menikmati hentakan kendang pencak dan alunan terompet ketika mengiringi salah satu padepokan pencak silat membawakan ibing rampak. Sayang tak sempat lama berbincang, bagaimana upaya Disparbud mengakomodir para seniman agar ke depan kegiatan seperti itu dimasukkan ke program Disparbud sehingga ada anggaran untuk uang lelah mereka, tanpa terlalu mengandalkan hasil saweran.
Agus mengapresiasi kegiatan para seniman Kabupaten Bandung dalam upaya melestarikan seni Sunda. “Sangat bagus. Saya apresiasi kegiatan ini. Jika semangat mereka seperti ini, kesenian Sunda akan tetap lestari,” ujarnya seraya bergegas pamit setelah memasukkan saweran ke dalam dus yang sengaja di tempatkan di antara penonton.***
Wartawan: Sopandi l Editor : Ayi Kusmawan
Foto-foto: Sopandi