Home / Ads

Seniman Pelepah Pisang yang Minim Perhatian

Minggu, 14 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto-foto: dara.co.id/Purwanda

Foto-foto: dara.co.id/Purwanda

KREATIVITAS dan keuletan menjadi modal utama Saripudin, warga Kampung Bunikasih, Desa Bunisari, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Barat dalam mengolah pelepah pisang menjadi karya seni yang bernilai tinggi.

Namun, kreativitas yang dilakukan pria berusia 27 tahun itu tak lantas membuat dirinya menjadi seniman yang dihargai. Tidak seperti perajin atau seniman lain, lukisan dari pelepah pisang karya Arif, dia akrab disapa, tak begitu mendapat perhatian.

Padahal, sudah ratusan karya dihasilkan sejak 2012 lalu. Bahkan, karya lukisan pemandangan, binatang, hingga wajah tokoh sudah diikutkan dalam sejumlah pameran mewakili Cianjur dan diakui banyak pihak.Langkah Arif untuk terus berkarya dan mendapat dukungan pemerintah cukup terjal. Tidak sedikit pihak yang hanya memanfaatkan karyanya sebagai bahan pencitraan, bahkan ada juga pihak yang dia rasa hanya mengumbar janji tanpa bukti yang pasti.

”Puluhan karya saya korbankan untuk orang berpengaruh di Cianjur, dengan harapan karya saya bisa membuka mata dan membuat mereka mengulurkan tangan. Tapi yang terjadi, saya cuma dapat tepuk tangan saja,” ujar Arif,  kepada wartawan, belum lama ini.

Sejak bertahun-tahun lalu pula, Arif terus mendapat janji-janji dari berbagai pihak. Ia terbiasa dijanjikan akan dibuatkan galeri sekaligus lokasi pemasaran.Karyanya bahkan disebut-sebut menjadi produk yang dapat bersaing dengan lampu gentur khas Cianjur.

Namun, lagi-lagi hal itu berakhir sebagai wacana.Semula, seniman muda itu memang tidak pernah berharap dibantu. Ia benar-benar hanya ingin berkarya dengan seluruh kemampuan yang didapatkannya secara otodidak. Hanya, Arif mulai mengubah pola pikirnya ketika akhirnya memutuskan untuk mendidik muda-mudi di sekitar tempat tinggalnya.

Arif mengaku, setelah ia mulai membimbing sejumlah anak putus sekolah maupun yatim piatu di kampungnya sejak 2014 ada pemikiran, sebenarnya dalam berkarya harus ada pengakuan dan penghargaan lebih. Ia menilai, anak didiknya tidak boleh bernasib sama seperti dirinya, minim apresiasi nyata.

Arif melihat, anak-anak didiknya memiliki potensi dan serius di bidang yang sedang ditekuninya. Sebab itu, apresiasi bagi mereka dinilai perlu lebih riil dan tidak berakhir pada pujian semata.

Arif mengungkapkan, ide awal lukisan pelepah pisang dimulai dengan modal yang dikumpulkannya selama menjadi buruh tani. Sepanjang 2012-2015, Arif menyisihkan Rp 10 ribu per hari untuk modal membeli triplek, lem, cat, vernis, dan pelepah pisang. Semua dimulai dari nol dan peralatan seadanya.

Selama berkarya, Arif sudah berkali-kali disorot oleh media elektronik. Ia juga sudah menelurkan karya yang sudah sampai ke pemerintah provinsi bahkan Presiden RI.

Menurut dia, segala pencapaiannya itu seharusnya sudah cukup menjadi bukti bahwa karya seninya pantas dihargai dan tidak sekedar menjadi produksi yang diabaikan.

Beberapa kali, dinas terkait juga menjadikan lukisan pelepah pisang sebagai cinderamata, mengikutsertakan karya Arif dalam pameran hingga ke luar negeri, yakni di Rusia pada 2017. Tapi hanya karyanya yang disoroti sementara apresiasi terhadap ia selaku seniman bisa dibilang tidak ada.

Kondisi itu sempat membuat Arif berpikir, jika ia tidak memenuhi standar pemerintah untuk dapat diperhatikan meski sudah menunjukkan potensi dan kemampuannya secara maksimal.

Sejauh ini, selama memasarkan seorang diri dengan cara seadanya, Arif telah menjual karyanya ke seluruh kota di Jawa Barat beberapa kota di Jawa Tengah, hingga Lombok. Ia mematok lukisan berkisar Rp 50 ribu-Rp 17 juta.

Arif berharap, kondisi seperti itu segera berakhir. Pada dasarnya, Arif hanya ingin berdaya dan berkarya untuk mengharumkan nama Cianjur. Selain itu, ia juga ingin memberdayakan masyarakat melalui seni yang digelutinya.***

Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga
Simak Nih, 16 Artis dalam Pembagian Komisi AKD DPR RI, Ahmad Dhani dan Once di Komisi X
“свободное Зеркало Мостбет и Сегодня Актуальный Доступ К Сайту Mosbe
Mostbet Online Мостбет Официальный Сайт Букмекерской Компании И Казин
“Greatest Online Casino Down Under » Au Actual Money Casinos 202
Mostbet Přihlášení ️ Mostbet Subscription Na Oficiálních Stránkác
hello world
Citranatal 90 Dha Info
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 13 November 2024 - 10:12 WIB

FGD Evaluasi Sampah Citarum, Mitigasi Harus dari Level Rumatangga

Rabu, 23 Oktober 2024 - 13:44 WIB

Simak Nih, 16 Artis dalam Pembagian Komisi AKD DPR RI, Ahmad Dhani dan Once di Komisi X

Rabu, 2 Oktober 2024 - 22:19 WIB

“свободное Зеркало Мостбет и Сегодня Актуальный Доступ К Сайту Mosbe

Rabu, 2 Oktober 2024 - 17:43 WIB

Mostbet Online Мостбет Официальный Сайт Букмекерской Компании И Казин

Rabu, 2 Oktober 2024 - 15:47 WIB

“Greatest Online Casino Down Under » Au Actual Money Casinos 202

Berita Terbaru

HUKRIM

PWI Siapkan 100 Pengacara Laporkan Balik HB

Selasa, 7 Jan 2025 - 15:09 WIB

Kemenag

HEADLINE

Turun dari Tahun 2024, Inilah Besaran Biaya Haji Tahun 2025

Selasa, 7 Jan 2025 - 13:43 WIB