Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mencatat sepanjang 2020 ada 115 kejadian bencana.
DARA | CIANJUR – Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Mokhamad Irfan Sofyan menyebutkan, pergerakan tanah dan longsor paling mendominasi kejadian bencana alam di tahun ini.
“Ada 83 kali longsor dan pergerakan tanah hingga bulan ini. Kalau banjir bandang tercatat 23 kali. Sisanya jenis bencana lain,” kata Irfan kepada wartawan, Jumat (23/10/2020).
Irfan menyebutkan, peristiwa bencana tersebut tersebar dibeberapa kecamatan, dan didominasi di wilayah selatan Cianjur.
“Terbaru kejadian banjir bandang dan tanah longsor di tiga kecamatan di Agrabinta, Leles dan Cijati,” ujar dia.
Dibandingkan tahun sebelumnya, peristiwa bencana alam tahun ini terbilang lebih sedikit. Namun, paling banyak kaitan dengan jumlah korban jiwa.
“Tercatat ada enam warga Cianjur yang meninggal dunia akibat terseret banjir bandang. Di antaranya sepasang suami istri dan bapak-anak,” katanya.
Irfan mengingatkan masyarakat Cianjur akan ancaman potensi bencana hingga akhir tahun ini, menyusul curah hujan yang tinggi.
Terlebih, Kabupaten Cianjur termasuk wilayah dengan indeks risiko bencana tertinggi di Indonesia. “Semua jenis bencana berpotensi terjadi di Cianjur,” sebut Irfan.
BPBD Cianjur pun telah menyiagakan 1.800 relawan tanggap bencana (Retana) yang tersebar di 32 kecamatan.
“Mitigasi bencana gencar kita lakukan. Masyarakat yang tinggal di zona merah agar meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya.***
Editor: denkur