Menelisik sentra bisnis sepatu Cibaduyut. Menurut sejumlah pedagang, ada penurunan omzet dan juga popularitas. Kini Sepatu Cibaduyut tak lagi jadi primadona.
DARA | BANDUNG – Awalnya hanya satu dua kios, tapi kemudian berkembang menjadi belasan kios, hingga akhirnya tahun 1989 Cibaduyut diresmikan sebagai kawasan sentra bisnis sepatu.
Animo masyarakat saat itu cukup besar. Setiap hari kios-kios sepatu yang sudah mencapai puluhan itu ramai didatangi pembeli. Tak hanya dari warga Bandung, tapi juga dari kota dan provinsi lain. Terutama jelang Idul Fitri, sentra sepatu Cibaduyut benar-benar dipadati pembeli. Tapi, sekarang, ada penurunan omzet, tak selaris sepuluh tahun lalu.

Sepatu Cibaduyut memiliki motif sendiri, sehingga kwalitasnya tidak kalah dengan produk impor. Selain itu, harganya relatif terjangkau. Rata-rata sepatu dewasa dari Rp150 reibu hingga Rp700 ribu. “Setiap hari untuk saat ini pembeli memang ada saja, namun tak seramai dulu,” kata sejumlah pedagang.
Pemilik kios sepatu di Cibaduyut itu, kata para pedagang, dulu memang rata-rata warga Cibaduyut yang memiliki bengkel sepatu juga di masing-masing rumahnya. Tapi, sekarang warga yang bukan orang Cibaduyut pun punya kios-kios sepatu. Itulah maksdunya ada pergeseran historis saat ini.
“Saat ini pemilik toko sepatu di Cibaduyut kebanyakan penduduk kota luar, karena penduduk asli Cibaduyut banyak yang merantau ke luar kota,” ujar Halimah (49) warga Cibaduyut, Rabu (08/01/2020).

Orang Cibaduyut banyak yang mempunyai bengkel sepatu, lalu hasilnya dipajang di kios-kios. Tapi, ada juga yang buatan orang lain tetapi desain sepatunya sesuai keinginan toko. Para pemilik kios sepatu bekerja sama dengan toko toko bahan sepatu, seperti kulit dan alas sepatu.
Tahun 2019, kata para pedagang, harga bahan untuk pembuatan sepatu mengalami kenaikan hampir 20% sampai 25%. Cukup membingungkan, satu sisi para penjual sepatu menginginkan memiliki produk berkualitas.
“Untuk awal tahun sekarang, belum terlihat kenaikan harga bahan sepatu. Biasanya setiap tahun harganya naik,” ujar Syahrial (46) pemilik salah satu kios sepatu di Cibaduyut.***
Wartawan (job): Adinda Rohimah – Dela Fatimah Azzahra | Editor: denkur