“Memang sering membuat ulah, meresahkan warga, jadi banyak warga yang senang-senang saja diamankan,” ucapnya.
DARA| GARUT- Komandan Kodim (Dandim) 0611/Garut, Letkol CZi Dr. Deni Iskandar, menyebutkan, jika pelaku yang mendatangi Markas Koramil Pameungpeuk dalam keadaan mabuk dengan membawa senjata tajam (sajam) telah diamankan polisi, dan saat ini kasusnya sudah ditangani Polres Garut.
Deni pun menegaskan, bahwa tidak ada penyerangan ke Markas Koramil Pameugpeuk. Menurutnya, kedatangan Dadang Buaya yang dikenal sebagai preman di daerah Pameungpeuk bersama belasan temannya mendatangi Markas Koramil dalam kondisi mabuk.
Menurut keterangan ia sedang mencari seorang anggota TNI yang sempat berselisih di Pantai Sayang Heulang. Namun kedatangan pelaku berhasil dihalau Babinsa anggota Koramil. Ia pun diamankan serta beberapa bilah sajam (senjata tajam) berupa golok, samurai, dan egrek disita.
“Dadang Buaya ini mengejar ke Koramil, oleh Babinsa kami di Koramil ditahan tidak bisa masuk, Jadi tidak ada penyerangan,” ujarnya di Makodim 0611/Garut, Jalan Veteran, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Sabtu (29/5/2021) malam.
Menurut Deni, bahwa tindakan yang dilakukan Dadang Buaya bersama teman-temannnya dengan mendatangai Markas Koramil dan mencari anggota TNI untuk diajak berkelahi itu merupakan tindakan yang tidak bagus dan premanisme. Sehingga ia diamankan oleh pihak kepolisian.
“Intinya sangat tidak elok, tidak bagus dan premabisme,” ucapnya.
Deni juga menuturkan, bahwa pada dasarnya jajaran Koramil Pameungpeuk tidak terlibat konflik dengan masyarakat setempat, hanya saja terlibat karena membantu melindungi seorang anggota TNI yang dikejar oleh kawanan preman tersebut.
Deni mengatakan, penangkapan terhadap Dadang Buaya oleh pihak kepolisian tersebut banyak mendapat sambutan positif dari warga, karena selama ini ia dianggap sering meresahkan di Kecamatan Pameungpeuk.
“Memang sering membuat ulah, meresahkan warga, jadi banyak warga yang senang-senang saja diamankan,” ucapnya.
Menurut Deni, Dadang Buaya yang dikenal sebagai preman di daerahnya tersebut selama ini seringkali membuat onar dan keributan, merusak warung-warung dan memalak pedagang di kawasan Pantai Santolo dan Sayang Heulang, dan terakhir melakukan keributan dengan seorang nelayan, dan anggota TNI.
“Sempat ada kejadian (perusakan), jadi mungkin bagi masyarakat merasa terganggu” katanya.
Namun menurut Deni, perbuatan premannya itu kini sudah berakhir setelah ia membuat keributan di depan Markas Koramil Pameungpeuk sambil membawa senjata tajam dan menantang berkelahi anggota TNI.
Kasubag Humas Polres Garut, Ipda Muslih Hidayat, membenarkan, jika Dadang Buaya yang mendatangi Markas Koramil dan Polsek Pameungpeuk dengan membawa sejumlah senjata tajam (sajam) dalam keadaan mabuk tersebut sudah diamankan bersama seorang anak buahnya bernama Henrawan (32).
“Keduanya diamankan beberapa saat usai melakukan aksinya di Markas Koramil Pameungpeuk pada Jumat (28/5/2021),” ucapnya.
Muslih menyebutkan, selain mengamankan dua orang preman yang diketahui dalam kondisi mabuk itu, petugas juga mengamankan barang bukti berupa sejumlah senjata tajam (sajam) dari dalam mobil pelaku saat mendatangi Markas Koramil Pameungpeuk untuk mencari anggota TNI yang sebelumnya berselisih dengannya.
“Dadang Buaya dengan rombongan lebih kurang 15 orang mendatangi Koramil Pameungpeuk untuk mencari saudara Saprudin (anggota TNI), tetapi dihalau oleh anggota Koramil dan berhasil diamankan beberapa bilah sajam,” ucapnya.
Muslih menuturkan, peristiwa tersebut bermula ketika Dadang Buaya mengendarai sepeda motor yang bukan di jalurnya hampir bertabrakan dengan seorang nelayan bernama Jaka yang baru pulang melaut di kawasan Pantai Sayang Heulang, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut pada Jumat (28//2021) pagi.
Karena kaget, lanjut Muslih, nelayan yang diketahui bernama Jaka tersebut lalu menegurnya. Namun Dadang tidak menerimanya dan langsung turun dari motornya menghampiri Jaka sambil menodongkan pisau ke leher Jaka dan menamparnya sehingga akhirnya terjadi percekcokan di antara keduanya. Selanjutnya Dadang membawa Jaka ke arah Curugan, tepatnya depan Balinda Hotel dan kembali terjadi cekcok adu mulut.
“Dikarenakan tidak ada jalan keluar, maka Jaka pun meminta bantuan adiknya yang bernama Saprudin (45) seorang anggota TNI yang bertugas di Kodim Depok yang kebetulan sedang cuti di Pameungpeuk untuk menyelesaikan masalahnya, dan terjadi ribut adu mulut lagi antara Dadang Buaya dengan Saprudin yang yang berakhir dengan perkelahia,” ujarnya.
Masyarakat Sayang Heulang yang melihat kejadian tersebut, tambah Muslih, kemudian pun melaporkan kejadian itu kepada Babinmas Desa Mancagahar, Bripka Bedi, dan Bripka Bedi pun berusaha melerai dan memisahkannya, namun Dadang Buaya malah balik menyerang Bripka Bedi dengan cara memukul dan membantingkannya.
“Bahkan Dadang Buaya juga sempat merampas golok milik petani yang lewat dan dibacokan kepada Bripka Bedi tetapi berhasil gagalkan,” katanya.
Muslih menuturkan, sekitar pukul 09.00 WIB keributan tersebut berhasil direda dan dibubarkan oleh anggota Polsek Pameungpeuk. Namun pada pukul 09.15 tiba-taba Dadang Buaya dengan rombongan lebih kurang 15 orang datang ke Markas Koramil Pameungpuk mencari Saprudin, tetapi dihalau oleh anggota Koramil dan berhasil diamankan beberapa bilah sajam berupa, golok, semurai dan igrek dari mobil Dadang Buaya.
Kemudian jam 09.30, ujar Muslih, Dadang buaya dan rombongan mendatangi Polsek Pameungpeuk dalam keadaan mabuk mencari Bripka Bedi dan membuat saedikit keributan tetapi berhasil dihalau untuk keluar kantor, diluar kantor dijalan raya Dadang menyerang anggota Polsek Pameungpeuk, Bripka Uun, tetapi berhasil di lerai dan rombongan Dadang disuruh pulang.
“Polsek setempat bersama TNI melakukan koordinasi dan dilakukan penangkapan terhadap Dadang Buaya dirumahnya, selanjutnya langsung dilimpahkan ke Polres Garut,” ucapnya.
Editor : Maji