Pemerintah Korea Utara melontarkan pernyataan keras kepada Amerika Serikat agar tidak mencampuri urusan di Semenanjung Korea. Korut bahkan mengancam akan mengganggu pemilihan presiden jika peringatan tersebut tak digubris AS.
DARA| JAKARTA- Korea Utara memutus semua jalur komunikasinya dengan Korea Selatan sejak 9 Juni kemarin. Langkah tersebut diambil disebabkan Korsel gagal menghentikan penyebaran selebaran propaganda anti-Pyongyang.
Jalur komunikasi yang diputus antara lain komunikasi kantor penghubung Korea, jalur komunikasi militer, jalur komunikasi persidangan antar-Korea, dan saluran komunikasi antara Komite Sentral Buruh Korea dan kantor Kepresidenan Korea Selatan.
Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Luar Negeri mengeluarkan pernyataan resmi mengenai pemutusan komunikasi yang dilakukan Korut. AS mendesak Pyongyang mengevaluasi langkah tersebut.
“Kami selalu mendukung kemajuan hubungan antar-Korea. Kami kecewa dengan keputusan Korea Utara baru-baru ini dan kami mendesak Pyongyang untuk kembali ke meja perundingan,” demikian isi pernyataan Deplu AS.
“AS akan tetap berkoordinasi dengan sekutu kami, Republik Korea, dalam upaya untuk melibatkan Korea Utara,” lanjut isi pernyataan.
Pernyataan Amerika Serikat dinilai sebagai upaya campur tangan oleh Pyongyang. Kementerian Luar Negeri Korut menyebut apa yang dilakukan Washington sebagai tindakan ‘sikap main aman’ sekaligus ‘menjijikkan’.
“Saya berang pada sikap Amerika terkait dua Korea. Mereka berkeinginan menghentikan hubungan inter-Korea saat memperlihatkan tanda-tanda peningkatan, tetapi bertindak lain saat hubungan (dua Korea) jadi buruk,” demikian pernyataan Kwon Jong Gun, Direktur Jenderal untuk Hubungan dengan AS di Kementerian Luar Negeri Korea Utara dikutip dari AFP, Kamis (11/6/2020).
Menurut Jenderal Kwon, AS tidak punya kapasitas apapun terlibat dalam pengambilan kebijakan dua negara di Semenanjung Korea. Bahkan dia mengacam akan membuat gangguan pada pemilihan presiden AS bulan November mendatang.
“Ini bukan cuma untuk kepentingan AS, tetapi juga keuntungan bagi suksesnya pemilihan presiden mendatang.”
“Tutup mulutmu, jika tidak ingin sesuatu mengerikan terjadi,” lanjutnya, seperti dikutip dari inews.id.
Pernyataan keras Korut dikeluarkan sehari setelah peringatan dua tahun pertemuan bersejarah Presiden Donald Trump dengan Presiden Korut Kim Jong Un di Singapura. Kim Jong Un menjadi pemimpin Korut pertama dalam sejarah yang pernah bertemu dengan Presiden AS.
Editor : Maji