Acara Serah Terima jabatan Bupati Bandung dikemas dalam ritual “Paseban Pagelaran Layang Pangajen Bakti Dèmakan”.
DARA| BANDUNG- Dadang M Naser, Rabu besok (17/2/2021) akan mengakhiri jabatanya sebagai Bupati Bandung. Putra Ciparay ini memimpin Dalem Bandung selama Satu Dekade.
Pada periode pertama Dadang Naser didampingi Deden Rumaji sebagai Wakil Bupati. Sementara periode keduanya gilran politis PKS, Gun Gun Gunawan Sabilulungan membangun Kabupaten Bandung.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri serah terima jabatan akan dilakukan Dadang Naser kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Tisna Umaran sebagai Pelaksana Harian (Plh) Bupati Bandung.
Prosesi Serah Terima Jabatan akan berlangsung di Gedong Sabilulungan, sebuah gedung pertunjukan nan megah hasil buah karyanya.
Penyerahan jabatannya sebagi Bupati Bandung dikemas dalam ritual “Paseban Pagelaran Layang Pangajen Bakti Dèmakan”. Ritual ini terilhami dari d Teks yang tersirat Kropak 632 tentang Anugerah atau Hadiah Sekait Dasaprebakti dan Pangrangguhan, Makajangan, Paseban, Pamunahan serta Pasalin.
“Ritual ini melibatkan sedikitnya 100 personel meliputi penari dan nayaga,” ujar Sutradara Pagelaran, Mas Nanu Muda saat mencermati sesi gladi kresik di Teater Gedung Sabilulungan, Selasa (16/2/2021).
Ia memaparkan, ritual tiga segmen atau pangadegan. Pertama; Upacara Pangrangguhan, yaitu rakyat menyambut bupati atau pangagung dengan bersukaria dan semangat diiringi berbagai kesenian yang disebut hiburan Makajangan.
Kedua; Adegan Paseban Pagelaran yaitu pertemuan besar bupati dengan pejabat dalam rangka membicarakan hasil pembangangunan di daerahnya masing-masing, untuk kesejahteraan rakyat. Alhasil dari keberhasilan pembangunan dan kesetiaannya, maka diberikannya anugerah atau penghargaan yang berupa Layang Pangajen Bakti Dèmakan.
Ketga ; Upacara Pamunahan dan Pasalinan, yaitu upacara pengahapusan segala kekurangan dalam bekerja dan kesetiaannya dalam magelaran, maka diberikan penghargaan serta penghormatan atas jasa-jasanya yaitu berupa “Mahkuta Sinanjungan”, yang bentuknya seperti “buah bengang dengdek ka tukang (model kerucut segi tiga). Bengan itu seperti odeng atau tawon. Artinya raja itu harus nyengat (tajam) dan manis, dalam arti memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Upacara ini merupakan bentuk simbolis penyerahan mahkuta dari bupati yang lama kepada bupati yang baru.
Editor : Maji