Setelah 12 Tahun Rusak, TNI AU Hidupkan kembali Human Centrifuge

Senin, 24 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Alat Human Centrifuge yang ada di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) dr. Saryanto, Jakarta Selatan. Foto: airspace-review.com

Alat Human Centrifuge yang ada di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) dr. Saryanto, Jakarta Selatan. Foto: airspace-review.com

Setelah mengalami kersusakan dan tidak dapat digunakan sejak 2008 atau selama 12 tahun, TNI Angkatan Udara (AU) berhasil menghidupkan kembali alat Human Centrifuge yang ada di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) dr. Saryanto, Jakarta Selatan.

DARA | JAKARTA – Human Centrifuge digunakan untuk mengetes daya tahan penerbang tempur terhadap tarikan gravitasi Bumi. Kondisi ini akan dialami oleh penerbang pada saat melaksanakan misi maupun operasi menggunakan pesawat tempur.

Sebelum TNI AU memiliki alat ini, para penerbang tempur Swa Bhuwana Paksa melaksanakan uji Human Centrifuge di luar negeri seperti di Belanda, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Singapura.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna saat meresmikan kembali Human Centrifuge di Lakespra, Jumat, (21/2/2020) lalu, menerangkan, TNI AU membeli peralatan ini pada 1998 dan mulai mengoperasikannya 2001.

Namun, pada 2007 atau ketika baru digunakan selama enam tahun, peralatan ini rusak dan tak dapat digunakan lagi sampai 2017. Sehingga, sejak rusaknya alat ini pada 2007, para penerbang tempur TNI AU melaksanakan uji daya tahan gravitasi di luar negeri.

“Pada 2018, saat saya melaksanakan cek kesehatan rutin di sini (Lakespra), saya melihat alat ini masih rusak. Dan karenanya saya kemudian perintahkan Dankoharmat untuk melakukan striving guna mengetahui apa-apa yang rusak dan memperbaikinya,” ujar Marsekal Yuyu Sutisna.

Marsekal Yuyu berpandangan, TNI AU yang memiliki Komando Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Koharmatau) dengan delapan deponya, tentu memiliki kemampuan untuk bisa didayagunakan memperbaiki alat ini. TNI AU juga menggandeng ahli dari luar, lulusan ITB untuk bekerja sama.

“Alhasil, perbaikan Human Centrifuge tuntas dilaksanakan selama 14 bulan dan telah dilakukan uji coba pertama pada 5 Februari 2020,” katanya.

Seluruh pelaksanaan perbaikan alat Human Centrifuge ini dipimpin oleh Komandan Komando Pemeliharaan Materiil Angkatan Udara (Dankoharmatau) Marsda TNI Dento Priyono.

Dengan selesainya perbaikan Human Centrifuge dan kini bisa digunakan lagi, kata Yuyu, TNI AU sudah berhasil melakukan inovasi khususnya mengaktifkan lagi peralatan-peralatan yang sudah rusak.

Yuyu menjelaskan, pada 2008-2010 upaya untuk memperbaiki Human Centrifuge ini pernah dilakukan. Upaya perbaikan dilakukan ke Austria, namun dibutuhkan biaya waktu itu Rp 170 miliar untuk memperbaikinya.

“Sekarang dengan perbaikan yang dilakukan oleh TNI AU, hanya keluar biaya Rp 6 miliar saja. Sangat jauh kan. Nah inilah, inovasi dari Koharmat dan pemeliharaan pun nantinya tidak perlu ke luar. Cukup dikerjakan oleh Koharmat,” jelasnya.

Yuyu juga menekankan pentingnya turun langsung ke bawah untuk mengetahui permasalahan di lapangan. Untuk pemeliharaan alat ini, kata dia, akan menggunakan dana rutin. Tahap berikutnya adalah menyekolahkan para operator Human Centrifuge.

“Kemudian alat ini juga saya sertifikasi karena legal dari suatu instansi pemeliharaan itu adalah disertifikasi oleh Dinas Kelaikan dari Keselamatan Terbang dan Kerja TNI AU (Lambangjaau). Dengan adanya sertifikasi, berarti alat ini 100 persen telah bisa dipakai,” ujarnya.***

Editor: Muhammad Zein | Sumber: airspace-review.com

Berita Terkait

Pemda Provinsi Jawa Barat Mengawasi Pembongkaran Pagar Laut di Bekasi
Pemprov Jabar Evaluasi Kerja Sama dengan PT TRPN Soal Pagar Laut Bekasi
Soal Pagar Laut Bekasi, KKP Beri Sanksi PT TRPN
Puncak Peringatan HPN 2025 di Riau, Menkomdigi: Momen Merayakan Keberanian, Integritas, dan Semangat Juang
KAI Group Layani 39,08 Juta Penumpang Selama Januari 2025, Simak Data Berikut Ini
FGD HPN Riau Bahas Perpres No.5 Tahun 2025 dan Dampaknya Terhadap Kehutanan serta Industri Kelapa Sawit
Tribuana Said : Wartawan Harus Memperkuat Cita-cita Penggerak Kemerdekaan
Indah Kirana Atal S Depari Ditunjuk Jadi Plt Ketua IKWI
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 11 Februari 2025 - 22:27 WIB

Pemda Provinsi Jawa Barat Mengawasi Pembongkaran Pagar Laut di Bekasi

Selasa, 11 Februari 2025 - 13:04 WIB

Pemprov Jabar Evaluasi Kerja Sama dengan PT TRPN Soal Pagar Laut Bekasi

Selasa, 11 Februari 2025 - 12:54 WIB

Soal Pagar Laut Bekasi, KKP Beri Sanksi PT TRPN

Minggu, 9 Februari 2025 - 16:49 WIB

Puncak Peringatan HPN 2025 di Riau, Menkomdigi: Momen Merayakan Keberanian, Integritas, dan Semangat Juang

Minggu, 9 Februari 2025 - 13:21 WIB

KAI Group Layani 39,08 Juta Penumpang Selama Januari 2025, Simak Data Berikut Ini

Berita Terbaru

BANDUNG UPDATE

PWI Kabupaten Bandung Sinergi Gelar Pelatihan Kehumasan

Rabu, 12 Feb 2025 - 18:57 WIB

GADGET

Eksplorasi Lanjutan tentang Penerapan AI dalam Pendidikan

Rabu, 12 Feb 2025 - 16:43 WIB