Si Manusia Pohon, Nunuh Sutisna, Kritisi Rusaknya Lingkungan

Sabtu, 6 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nunuh Sutisna Si Manusia Pohon, aktivis lingkungan (Foto: verawati/dara.co.id)

Nunuh Sutisna Si Manusia Pohon, aktivis lingkungan (Foto: verawati/dara.co.id)

Hari lingkungan hidup sedunia, 5 Juni kemarin. Seorang aktivis lingkungan yang sering dijuluki manusia pohon, Nunuh Sutisna menyatakan keprihatinannya.


DARA | BANDUNG – Menurutnya kondisi lingkungan hidup manusia saat ini sudah semakin rusak parah, baik kondisi alam maupun kondisi para penghuninya.

Nunuh menyebutkan salah satu indikator yang jelas terlihat adalah banjir di Kabupaten Bandung yang tidak kunjung selesai. Sungai Citarum yang minta dikeruk terus, daerah-daerah tertentu masih ada yang kekurangan air saat kemarau, dan udara yang terasa semakin panas.

“Kalau kita jalan-jalan ke kawasan hutan, harusnya suara aneka burung itu terdengar. Tapi nyatanya hanya burung tertentu saja yang terdengar,” ujarnya kepada dara.co.id melalui sambungan telepon Jum’at kemarin (5/6/2020).

Pria yang juga masih aktif berdinas sebagai polisi di Polsek Ibun itu mengatakan, banyak sekali keinginannya yang belum tercapai untuk pelestarian lingkungan. Selain kegiatannya menanam ribuan pohon selama ini, ia berniat mengadakan suatu gerakan yang lebih masif.

Nunuh menilai banyaknya pelanggaran yang terjadi, sehingga merusak tata ruang dan lingkungan hidup adalah kurangnya ketegasan dari pemerintah terutama bidang pengawasan yang masih sangat longgar.

Dia berharap setiap penduduk dimana saja harus ada kepedulian perorangan terhadap lingkungan. Contohnya harus mau menanam pohon sekaligus merawatnya. Disisi lain, pemerintah selaku pemilik kebijakan, keputusan, dan pemilik anggaran jangan asal meluncurkan program, namun harus berdasarkan kajain yang mendalam dulu.

Dalam pelaksanaannya harus diawasi tahap demi tahap, dalam pengucuran dana harus diawasi dengan ketat, dan berikan sanksi yang tegas bila terdapat pelanggaran atau penyelewengan.

“Contoh di Kecamatan Ibun ada kampung lauk dengan anggaran yang cukup besar. Namun, kenyataanya hanya ada kampungnya saja, sedangkan lauknya nggak ada dan tidak dirasakan oleh masyarakat banyak,” pungkasnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Update Indonesia Idol XIII-2025, Inilah List Lagu Road To Spekta Show Malam Nanti
Jangan Asal Baca, Begini Ketentuan Membaca Surat Al-Fatihah Ketika Shalat
Presiden Prabowo Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 8 Persen
Presiden Prabowo Pastikan Anak Indonesia Dapat Makanan Bergizi
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Senin 20 Januari 2025
Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Senin 20 Januari 2025
Banjir Bandang Sungai Cipager Cirebon, DBMPR Jabar Tetapkan Tanggap Darurat
Inilah Daftar Kepala Daerah di Jabar Yang Siap Dilantik, Karena Tak Ada Gugatan ke MK
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 11:08 WIB

Update Indonesia Idol XIII-2025, Inilah List Lagu Road To Spekta Show Malam Nanti

Senin, 20 Januari 2025 - 10:03 WIB

Jangan Asal Baca, Begini Ketentuan Membaca Surat Al-Fatihah Ketika Shalat

Senin, 20 Januari 2025 - 09:20 WIB

Presiden Prabowo Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 8 Persen

Senin, 20 Januari 2025 - 07:24 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Senin 20 Januari 2025

Senin, 20 Januari 2025 - 07:22 WIB

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Senin 20 Januari 2025

Berita Terbaru

Ilustrasi (Foto: Kemenkes)

RAGAM

Mengenal Gejala dan Penanganan Gangguan Mental

Senin, 20 Jan 2025 - 09:44 WIB

Ilustrasi (Foto: Kemenkes)

RAGAM

Inilah Tujuh Cara Efektif Mengatasi Stres Kerja

Senin, 20 Jan 2025 - 09:32 WIB