DARA | BANDUNG – KONI Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat mengapresiasi penyelenggaraan turnamen sepakbola oleh Askab PSSI setempat. Terlebih penyelenggaraan tersebut sebagai upaya menyiapkan atlet untuk mengahadapi Porda 2022.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Umum KONI KBB, Lili Supriatna, saat menyaksikan pertandingan pembukaan kompetisi intern Askab PSSI Bandung Barat tingkat senior di Lapang Caringin, Desa Margajaya, Kecamatan Ngamprah, Rabu (4/9/2019).
Menurut dia, sebagai salah satu tuan rumah Porda 2022 seharusnya KBB menyiapkan seluruh cabor dalam menghadapi pesta olahraga tingkat Provinsi Jawa Barat tersebut. “Porda 2022 itu kan digelar di tiga kabupaten/kota, yakni di Bandung Barat, Kabupaten Subang, dan Kota Tasik. Kebetulan di Bandung Barat ada 27 cabang olahraga yang akan dipertandingkan,” katanya.
Masih menurut dia, satu yang menarik dalam Porda 2022, KBB akan menjadi tuan rumah upacara pembukaan (open ceremony) dan upacara penutupan (close ceremony) perhelatan itu. “Dengan syarat kita harus memiliki stadion yang bertarap internasional sebagai tempat pembukaan dan penutupan.”
Terkait hal itu, lanjut Lili, Bupati Bandung Barat, Aa Umbara, sudah melakukan komunikasi untuk merealisasikan sarana dan prasaran olahraga yang refresentatif. “Makanya pemerintah daerah dalam hal ini pa bupati sudah melakukan komunikasi agar KBB memiliki stadion yang dananya berasal dari CSR dengan BUMN.”
Jika stadion terealisas, lanjut dia, home base cabor sepakbola berada di KBB. Hal itu akan menjadi motivasi lebih bagi para atlet.
“Ini menjadi harapan besar ketika sapras kita memadai dengan memiliki stadion representatif. Ya, otomatis cabor sepakbola ini akan menjadi home bese tim sepakbola KBB,”ujarnya.
Ia menyebutkan, stadion tersebut akan dibangun di Panglejar, Kecamatan Cikalongwetan. Pemkab Bandung Barat saat ini sedang berkomunikasi dengan pihak PTPN VII dalam pelepasan hak tanahnya.
“Ini sudah di atas 50 persen stadion itu akan dibangun di Bandung Barat yang akan dimulai di tahun 2020, karena pembangunan stadion itu paling lambat satu tahun sampai 1,5 tahun,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan