MENJADI orang nomor satu di KPU Kota Bandung bukanlah perkara mudah bagi Suharti. Setidaknya banyak konsekuensi yang harus dia tebus, di antaranya berkaitan dengan waktu.
Komitmen Suharti untuk mengemban tangung jawab sebagai Ketua KPU Kota Bandung selalu diupayakan agar bisa dipegang teguh. Dia rela menghabiskan watunya untuk mempersiapkan gelaran Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Menjelang hari pencoblosan pada 17 April besok, waktu Suharti semakin terkuras. Bahkan, kesempatan untuk bersantai di rumah bersama dengan keluarga semakin sempit karena hanya cukup untuk mengganti pakaian saja.
“Seperti kemarin pagi acara Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politk), siang ke Cibiru menjelang sore ke kecamatan lain, balik kantor rapat pleno sampe malem baru tadi pulang ke rumah hanya untuk ganti baju,” kata Suharti, tempo hari.
Oleh karena itu, Suharti sangat bersyukur di tengah kesibukannya menjalankan tugas sebagai Ketua KPU Kota Bandung dia mendapatkan pengertian besar dari sang suami. Hingga detik ini sang suami tak pernah protes karena jarang berjumpa.
“Alhamdulillah tidak (komplain), karena memang komitmen dari awal. Jadi harus siap 24 jam. Itu kan sudah jadi konsekuensi, kalau kita sudah memilih sebuah tanggung jawab ya kita harus bertanggung jawab atas pilihan itu,” ujarnya.
Suharti mengungkapkan, kunci utamanya yakni tetap menjaga komunikasi bersama suami jangan sampai terputus. Dalam setiap waktu luang, dia menyempatkan untuk bertemu di luar rumah sekalipun beberapa saat atau jika sangat sulit, dia menyapa lewat telepon.
“Kan komunikasi bisa by phone atau ketemu cuma sejam. Cuma yang penting komunikasi itu harus dijaga kan komunikasi itu sebagai pintu utama bagaimana hubungan bisa dijalin, ketika komunikasi bisa dibangun berjalan lancar insyaallah bisa,” ujarnya.
Sebelum menjabat sebagai ketua, Suharti merupakan salah satu anggota komisioner KPU Kota Bandung dalam periode sebelumnya. Kini dia akan mengelola hak politik 1,7 juta pemilih di kota ini untuk periode 2018-2023.
“Sama saja sih seperti ketika jadi komisioner, cuma beban tanggung jawab aja bertambah, kan harus memanage semua divisi. Otomatis divisi sendiri tetap dilakukan tapi kita juga harus melakukan monitoring ke divisi lain, kan memnag fungsi koordinator jad semua tahapn dari setiap divisi harus diasistensi dan diketahui,” ujarnya.
Oleh karena itu pula, dia berharap masyarakat Kota Bandung bisa memanfaatkan hak politiknya semaksimal mungkin pada saat Pemilu. Angka partisipasi pemilih ini menjadi kepuasan tersendiri atas hasil jerih payahnya.
“Tinggal bagaimana masyarakat tidak membuang percuma apa yang sudah kita persiapkan dengan datang ke TPS,” katanya.***
Sumber: humas.bandung.go.id