DARA | BANDUNG – Sekda Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa, mengatakan progres pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menunjukkan perkembangan yang signifikan. Saat ini Pemprov Jawa Barat akan melakukan empat langkah untuk sinkronisasi kereta api cepat dengan LRT Bandung Raya yang memiliki delapan jalur.
Hal tersebut menjadi salah satu solusi moda transportasi antar kawasan terintegrasi yang bisa mengurangi high cost economy terkait logistik. Sesuai dengan gubernur, langkah pertama adalah melakukan konektivitas.
“Tentu harus nyambung dengan LRT Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan sebagian Kabupaten Sumedang,” katanya, seusai rapat terkait kereta cepat, di Bandung, Selasa (22/1/19).
Iwa menambahkan, setelah dilakukan kajian oleh Tim Akselerasi Pembangunan Jabar, pihak pengembang kereta cepat dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, pembangunan LRT Bandung Raya ternyata tidak sesuai jika menggunakan konsep business to business. Sehingga diusulkan akan mengubah pola menjadi Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
“Ini yang kedua, dari pertemuan tadi juga terdapat satu usulan dari berbagai studi ternyata untuk konsep bisnis to bisnis itu tidak masuk. Jadi sudah diusulkan kalau polanya KPBU. Sudah dimatangkan oleh Dishub terkait trase dari Tegalluar ke beberapa trase di Bandung Raya yang sudah diusulkan ke Kementerian Perhubungan,” ujarnya.
Langkah kertiga, adalah melakukan konsolidasi dengan beberapa pihak terkait tentang “siapa dan berbuat apa”. Hal ini, lanjut dia pula, dimaksudkan agar terjadi kesepahaman antarpihak, sehingga dapat lebih detail dan teknis dalam melakukan tugasnya masing-masing.
Keempat, perlu rapat dengan beberapa pihak terkait. Sebelumnya, akan dibuat paper atau laporan berisikan progres yang sudah dilakukan dari tahun 2014 hingga saat ini dan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Pembangunan kereta cepat tersebut, menurut dia, akan menciptakan Transit Oriented Development (TOD) dengan total panjang sekitar 142,3 kilometer, dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta (kilomeret 0), Karawang (kilometer 41), lalu walini (killmeter 96), dan Tegalluar (kilometer 142). Apabila nanti dilanjutkan ke Bandara Kertajati, dibutuhkan sekitar 70 kilometer lagi.
Pembangunan Kereta Api Cepat dari Jakarta sampai Tegalluar, ia berharap harap bisa berjalan dengan lancar. Penetapan lokasi (penlok) pun sudah dilakukan dan secara fisik sudah mulai tampak.
“Rencananya, kereta cepat Jakarta-Bandung ini berkapasitas 583 orang dan mampu melaju 350km/jam, sehingga jarak tempuh hanya memerlukan waktu 35 menit,” katanya.***