Memakai masker salah satu protokol kesehatan untuk menghindari serana corona. Namun, ternyata ada sejumlah masker yang dinilai tidak efektif menangkal virus Covid.
DARA – Ada beberapa masker yang tidak direkomendasikan untuk digunakan karena dianggap kurang efektif menangkal virus corona.
Seperti dikutip dara.co.id dari galamedianews.com, inilah daftar masker yang tidak layak digunakan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) – AS dalam “Considerations for Wearing Masks”:
1. Masker dengan Rajutan Renggang
Menurut ahli di CDC, masker yang terbuat dari kain tenunan longgar atau yang dirajut (kain yang bisa ditembus cahaya), juga tidak direkomendasikan untuk digunakan. Masker yang terlalu renggang dan berbahan rajut ini tidak efektif melindungi kita dari droplet.
“Lebih buruk lagi, masker renggang ini akan memecah droplet pernapasan menjadi lebih kecil dan bisa bertahan di udara pada periode yang lebih lama,” jelas Daniel Burnett, CEO perusahaan masker dan sistem udara jernih JustAir.
2. Masker Scuba dan Buff
Menurut Kemenkes RI, masker kain yang banyak dipakai masyarakat tidak boleh sembarangan dengan kain tipis seperti masker scuba dan buff.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Achmad Yurianto mengatakan, penggunaan masker kain setidaknya dua lapis.
Lapisan kain bagian dalam masker dapat menyerap cairan dari mulut kita. Gunakan masker kain selama maksimal 3 jam setelah itu ganti dengan masker yang bersih.
”Tidak ada masker buff atau masker scuba, karena begitu masker tersebut ditarik pori-porinya akan terbuka lebar. Masker tersebut tidak memenuhi syarat,” jelas Achmad Yurianto
3. Ukuran Masker yang Tidak Pas
Pada dasarnya, masker harus mampu melindungi area hidung dan mulut, dengan celah di sisi wajah yang tidak pas, sehingga masker dengan ukuran yang tidak pas, tidak direkomendasikan untuk digunakan.
Alasannya, masker seperti ini bisa membuat penggunanya sering menyentuh wajah dan masker untuk membetulkannya. Hal ini membuat efektivitas masker akan menjadi berkurang.
Menurut ahli, menyentuh wajah (meski menggunakan masker) bisa menyebabkan seseorang berisiko terinfeksi virus corona. Kondisi ini juga bisa meningkatkan penyebaran kuman ketika menyentuh objek lain setelahnya.
4. Scarf
Selain itu, penutup kepala lainnya seperti balaclava atau scraf juga tidak direkomendasikan. Masker jenis ini umumnya dibuat dengan bahan material rajut longgar, sehingga tidak efektif mencegah penularan virus corona.
Dengan kata lain, penggunaan scarf sama halnya seperti mengenakan masker kain yang tidak pas, karena tidak efektif menyaring droplets.
5. Masker Satu Lapis
Masih menurut CDC, masker satu lapis juga tidak disarankan digunakan selama pandemi COVID-19. Ahli di sana menyarankan, setidaknya kita perlu menggunakan masker tiga lapis untuk melindungi diri dari virus corona. Menurut pakar di luar CDC, masker tiga lapis cenderung lebih mungkin menyaring partikel daripada masker satu lapis.
6. Masker dengan Katup atau Ventilasi Pernapasan
Menurut CDC dalam “Considerations for Wearing Masks”, masker jenis ini juga tidak direkomendasikan untuk menangkal virus corona. Meski masker ini dapat mempermudah penggunanya bernapas, tapi masker tersebut tidak ampuh dalam menghentikan penyebaran virus.
7. Masker yang Membuat Sulit Bernapas
Masker dengan material yang membuat penggunanya sulit bernapas juga tidak direkomendasikan. Contohnya, masker yang berbahan plastik atau kulit. Bahan seperti ini (terlalu ketat untuk bernapas) bisa menahan aliran udara dan membahayakan pemakainya.
8. Masker Bedah dan Respirator
CDC juga tidak merekomendasikan untuk menggunakan masker bedah (surgical masks) atau respirator (respirators) yang ditujukan untuk petugas kesehatan. Saat ini, masker bedah dan respirator adalah persediaan penting yang harus disediakan untuk petugas kesehatan untuk mencegah kekurangan pasokan.***
Editor: denkur | Sumber: galamedianews.com