Termasuk kedepannya jika anak itu ingin menjadi pelaku usaha di bidang pertanian, di sekolahkan yang berkaitan dengan bidang pertanian dan lain sebagainya.
DARA| Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkapkan Kecamatan Cimenyan masih membutuhkan sarana pendidikan dan kesehatan. Untuk memenuhi kebutuhan sarana pendidikan itu, khususnya SMA, Bupati Bandung sudah berunding dengan pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“Insya Allah dalam proses dan tahun depan 2024 akan didirikan satu unit SMA Negeri di Kecamatan Cimenyan,” kata Dadang Supriatna dalam sambutannya pada giat rutin Bunga Desa di Desa Sindanglaya Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Selasa (26/12/2023) malam.
Tak hanya itu, kata Bupati Bandung, di Kecamatan Cimenyan harus ada sarana kesehatan. “Bukan hanya puskesmas, tapi minimal harus ada puskesmas rawat inap di Kecamatan Cimenyan,” harap Bupati Bedas ini.
Apa yang dikatakan Bupati Bandung itu untuk meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat. Selama 2,5 tahun kepemimpinannya, Bupati Bandung membangun 5 rumah sakit di Kabupaten Bandung dan 28 unit baru SMPN.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini mengajak kepada masyarakat untuk menjadi pahlawan lingkungan, baik dalam hal pengelolaan atau penanganan sampah maupun dalam gerakan penanaman pohon atau penghijauan.
Ia mengungkapkan generasi Z atau generasi muda mencapai 52 persen. Mau jadi apakah generasi pemuda sekarang? Dalam menghadapi Indonesia Emas 2045, kata dia, ada lima strategi yang harus dilakukan. Pertama, peningkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang profesional dan paham IT (Informasi Teknologi).
Kedua, big data. Ketiga, riset dan development. Keempat, institusi yang kuat dan kelima, mengelola keuangan (anggaran) dengan baik.
“Terkait dengan peningkatan SDM yang profesional dan paham IT, baik yang muda maupun yang tua, baik perangkat desa, RT, RW dan semua masyarakat Kabupaten Bandung dan umumnya masyarakat Indonesia diwajibkan meningkatkan SDM yang profesional,” harap Kang DS, sapaan akrab Bupati Bandung ini.
Kang DS mengungkapkan bahwa para pemuda yang ada saat ini apakah mau menjadi pengusaha atau pekerja. Ia mencontohkan di Singapura anak yang baru berusia 12 tahun, sudah dipersiapkan menjadi pengusaha setelah dilakukan test oleh psikolog dan lainnya. Sehingga sekolahnya diarahkan yang berkaitan dengan wirausaha tersebut. Termasuk kedepannya jika anak itu ingin menjadi pelaku usaha di bidang pertanian, di sekolahkan yang berkaitan dengan bidang pertanian dan lain sebagainya.
Untuk itu, Kang DS berharap kepada para Ketua RT dan RW maupun para kepala desa untuk mendata para pemuda yang ada di wilayahnya masing-masing. “Big data ini penting. Supaya pemerintah desa atau kepala desa bisa membuat program.
Melalui big data itu, ada kelompok usia produktif. Selain itu berapa warga yang sudah punya ijazah SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Berapa warga yang sudah bekerja, dan berapa warga yang masih nganggur. Termasuk data warga miskin ekstrem dan stunting. Pak RT dan Pak RW untuk mempersiapkan data itu,” katanya.
Ia mengungkapkan untuk mempersiapkan warga yang siap kerja, Pemerintah Kabupaten Bandung sudah mempersiapkan tempat-tempat pelatihan. Mulai dari pelatihan bahasa Korea dan bahasa Jepang, bagi mereka yang ingin bekerja ke negara tersebut.
“Pemerintah juga sudah mempersiapkan tempat-tempat pelatihan seperti pelatihan perbengkelan, menjahit, servis handphone, tata rias, tata boga dan lain sebagainya. Jangan sampai ada warga yang masih menganggur karena malas,” katanya.
Kang DS menyebutkan Pemkab Bandung sudah menyiapkan anggaran Rp 70 miliar untuk masyarakat Kabupaten Bandung yang ingin membuka usaha. “Hadirnya program pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan ini, karena bank emok masih marak di Kabupaten Bandung. Warga yang ingin membuka usaha bisa mengusulkannya,” ungkapnya.
Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung ini kembali mendorong para kepala desa untuk menyiapkan baper stok pangan 1 ton per tahun untuk kebutuhan masyarakat disaat ada warga yang belum makan atau tak memiliki beras untuk kebutuhan sehari-hari.
Editor: Maji