Kehadiran Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) diharapkan bisa menepis berbagai persoalan sosial yang menyangkut sentimen kesukuan, etnis, budaya dan adat istiadat.
DARA | Perlu disadari jika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini memiliki keragaman, suku, agama, budaya, adat istiadat dan lainnya. Meski memiliki perbedaan, semuanya tetap akan bersatu di bawah naungan Bhineka Tunggal Ika.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) KBB, Apung Hadiat Purwoko, menanggapi terbentuknya FPK KBB.
Menurut Apung, KBB termasuk satu daerah yang heterogen. Berbagai suku bangsa ada di daerah ini, tentunya dengan keragamannya.
“Tugas FPK, salah satunya menghindari perpecahan antar suku. FPK harus mampu menyatukan perbedaan dalam wadah yang kita bentuk sesuai dengan Permendagri Nomor 34 Tahun 2006,” tutur Apung di Ngamprah, Kamis (2/2/2023).
Sebagai daerah yang berkembang, KBB menjadi salah satu daerah tujuan migrasi juga.
Apung berharap, FPK KBB lebih agresif lagi untuk menyisir para pendatang, sehingga FPK bisa mewadahi semua suku yang ada di KBB. Dengan demikian keberadaan FPK makin kokoh dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Komunitas yang sudah ada sekarang, dijadikan cikal bakal anggota FPK ini. Mudah-mudahan, FPK bisa makin mengembangkan sayapnya, untuk merangkul komunitas-komunitas kesekuan,” harapnya.
Ketua FPK Terpilih KBB, Derman menyebutkan hingga kini komunitas kesukuan yang sudah bergabung dengan FPK KBB antara lain, Sunda, NTT, Madura, Betawi, Bali, Aceh, Tionghoa, Sulawesi, Baduy, Batak, Jawa, Bugis dan Minang.
“Itu komunitas yang perwakilannya sudah bergabung dengan kita. Insha Allah, kita juga akan merangkul komunitas etnis dan suku lainnya, yang ada di KBB,” ujarnya.
Editor: denkur