Sistem Pengendalian Manajamen PT Bank Mega

Senin, 24 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Pertama-tama kita akan membahas tentang sejarah singkat PT. Bank Mega.

DARA | Bank Mega berasal dari PT Bank Karman (Karya Aman) yang berdiri pada tanggal 15 April 1969 dan berkedudukan di Surabaya, dengan kantor pusatnya berada di Jl Kembang Jepun No180-184.

Tercatat sempat beberapa kali berganti kepemilikan, pada tahun 1988, bank ini merupakan bank nondevisa yang memiliki dua cabang, dan di tahun 1989 memiliki aset Rp123 miliar.

Belakangan, kantor cabangnya ditambah menjadi total 6 kantor cabang dan 4 kantor cabang pembantu yang tersebar di beberapa kota, seperti Jakarta, Malang dan Gresik.

Pada tanggal 11 Maret 1991, Bank Karman diakuisisi oleh Pudjianto, pemilik Zebra Taxi Surabaya (lewat PT Continental Zebra Taxi) dan Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bapindo yang keduanya memiliki saham masing-masing 35% dan 20%.

Selain itu, bergabung juga Ade Nasution dengan kepemilikan 20%, dan pemilik lama sebelum akuisisi, Tjahjono Goenadi masih memegang saham minoritas sebanyak 25%.

Pasca-akuisisi, Bank Karman melakukan relokasi ke Jakarta dan mengubah namanya menjadi Mega Bank pada tanggal 1 Januari 1992.

Pasca-akuisisi, Mega Bank justru mengalami penurunan kinerja dan hampir bangkrut. Di saat itulah, seorang pengusaha sepatu, Chairul Tanjung (yang kemudian akan memiliki konglomerasi CT Corp), memutuskan mengakuisisi seluruh saham Mega Bank dari tangan pemilik sebelumnya.

Chairul menjual sahamnya di pabrik sepatu miliknya untuk menguasai bank kecil itu di tahun 1996. Kemudian, untuk lebih meningkatkan citranya, pada bulan Juni 1997 Mega Bank melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat dengan akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru dan juga berubah nama menjadi Bank Mega.

Belakangan, di bawah kendali Chairul yang dibantu oleh Cacuk Sudarijanto, Bank Mega justru aman-aman saja ketika sejumlah bank lain bertumbangan di era krisis moneter 1997-1998.

Bahkan, nama Bank Mega terangkat ketika di tahun 1998 terjadi kekacauan dimana-mana, bank ini hadir dengan iklan-iklan sejuk di televisi dalam bentuk “Mega Shalawat” dan “Acong-Joko-Sitorus”.

Bank Mega berkembang menjadi salah satu bank besar, dan menjadi dasar bagi perkembangan Chairul sebagai salah satu konglomerat papan atas di negeri ini.

Dalam rangka memperkuat struktur permodalan, maka pada 17 April 2000 Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering, dan mencatatkan sahamnya di BEJ maupun BES (kini Bursa Efek Indonesia). Dengan demikian sebagian saham Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT Bank Mega Tbk.

Dalam proses ini, Bank Mega melepas 112,5 juta sahamnya dengan harga penawaran Rp 1.200/lembar.

Setahun berikutnya, tepatnya pada 2001, Bank Mega telah memiliki 72 kantor cabang yang tersebar di berbagai daerah dan tercatat sebagai salah satu bank dengan pertumbuhan paling cepat di Asia Pasifik. Pada tahun 2007 Bank Mega menertbitkan obligasi subordinasi.

Pada tanggal 20 Juni 2013, Bank Mega meluncurkan logo baru dan semboyan baru “Untuk Indonesia yang Lebih Baik”. Identitas baru ini merupakan refleksi yang mendalam atas harapan Bank Mega untuk berkiprah membangun Indonesia menjadi bangsa yang memiliki keunggulan dan pantang menyerah.

Penegasan simbol “M” menjadi representasi dari aspirasi, optimisme, peluang dan cita-cita masyarakat Indonesia serta keinginan untuk membangun masa depan keluarga dan bangsa yang lebih baik dan lebih sejahtera.

Rangkaian warna-warna hangat melambangkan energi dan semangat Bank Mega, pemikiran yang baru dan solusi finansial menyeluruh bagi nasabah serta insan Bank Mega.

Transformasi logo dan semboyan baru Bank Mega menjadi cerminan semangat seluruh elemen Bank Mega dalam mewujudkan cita-cita Indonesia.

Seluruh elemen Bank Mega sepakat untuk mewujudkan cita-cita tersebut dan akan mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

Pada tahun 2014 bank mega turut serta dalam pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai/ GNNT untuk
mendukung program Less Cash Society.

Pada tahun 2016, Bank Mega ditunjuk sebagai salah satu bank gateway oleh Pemerintah untuk menerima dan mengelola dana repatriasi para wajib pajak pada program Tax Amnesty.

Bank Mega memiliki kantor pusat di Menara Bank Mega Jakarta. Hingga kini Bank Mega masih merupakan bank yang kepemilikannya 100% milik warga Indonesia, saat mayoritas usaha di sektor keuangan Indonesia banyak dimiliki oleh pemodal asing.

Bank Mega memiliki visi “Menjadi Kebanggaan Bangsa”, sedangkan misi Bank Mega adalah mewujudkan hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah melalui layanan perbankan inovatif dan sinergi dengan didukung oleh ekosistem yang terintegrasi, sumber daya manusia yang profesional serta kemampuan kinerja organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder).

Pada tahun 2017 Peluncuran kartu kredit Mega Travel Card yang memberi nasabah garansi nilai tukar yang kompetitif, mendapatkan mileage yang lebih banyak, fleksibilitas dalam menukarkan mileage point, dan keuntungan sepanjang masa.

Di tahun 2018 Peluncuran Mega Cash Line dan di tahun 2019 Peluncuran chatbot Mega Intelligent Assistant (MILA). Pada tahun 2020 Bank meluncurkan M-Smile (Mega Smart Mobile) dan Ikut serta dalam penyelenggaraan QRIS. Pada tahun 2021 Peluncuran payment gateway Bank Mega dan Implementasi BI FAST.

Tahun 2022 Peluncuran Tarik Tunai di ATM menggunakan QRIS. Dan ditahun 2023 QRIS TUNTAS (Transfer,
Tarik Tunai dan Setor Tunai) Serta Peluncuran QRIS Cross Border.

Bank Mega juga mempunyai Visi & Misi, yang dimana visinya adalah “Menjadi Kebanggaan Bangsa” sedangkan misi nya “Mewujudkan hubungan baik yang berkesinambungan dengan nasabah melalui layanan perbankan inovatif dan sinergi dengan didukung oleh ekosistem yang terintegrasi, sumber daya manusia yang profesional serta kemampuan kinerja organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholder)”

Adapun beberapa sistem pengendalian manajemennya, yaitu:
1. Ada tata nilai dan budaya PT. Bank Mega yang dimana perusahaan ini menggunakan kata “DETECS” yang artinya sebagai berikut:

Dynamic: Terbuka terhadap perubahan, Adaptif & Gesit

Entrepreneurship: Menciptakan peluang bisnis dan perbaikan terus menerus untuk mencapai performa perusahaan yang optimal

Trust: Menjunjung tinggi Kepercayaan dan bersikap Profesional

Ethics: Sikap dan perilaku Menegakkan Norma & Nilai-Nilai yang berlaku

Commitment: Kemauan dan tekad kuat untuk memenuhi janji secara konsisten guna memberikan kontribusi terbaik

Synergy : Melakukan Kolaborasi untuk menghasilkan Nilai Tambah Gabungan yang jauh lebih tinggi

2. Selanjutnya Bank Mega menerapkan sistem pengendalian internal yang terdiri atas dua aspek penting yaitu pengendalian operasional dan pengendalian keuangan.

Pengendalian internal atas operasional dan Pelaporan Keuangan Bank dijalankan dengan mengacu pada acuan internasional COSO – Internal Control Integrated Framework yang meliputi 5 (lima) komponen pengendalian yaitu: Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi & Komunikasi, dan Kegiatan Pemantauan.
3. Bank Mega telah menyusun Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) dengan mengacu kepada peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis tersebut telah sesuai dengan Visi dan Misi Bank Mega dan disusun secara realistis, komprehensif, terukur dengan
memperhatikan prinsip kehati-hatian.

PT. Bank Mega memiliki visi dan misi yang jelas untuk menjadi bank terdepan di Indonesia yang berfokus pada pengembangan UMKM dan ritel.

Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Bank Mega telah menyusun rencana strategis yang komprehensif, yang meliputi:
 Bank Mega terus mengembangkan produk dan layanan yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan nasabah, seperti produk digital banking, kredit UMKM, dan layanan wealth management.
 Bank Mega berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanannya dengan memberikan pelatihan kepada karyawan dan menerapkan teknologi yang canggih.

 Bank Mega menerapkan kerangka kerja manajemen risiko yang kuat untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang terkait dengan kegiatan usahanya.

Untuk mendukung pelaksanaan rencana strategisnya, Bank Mega telah menyusun rencana operasional yang detail, meliputi:
 Bank Mega menyusun anggaran tahunan yang terperinci untuk memastikan bahwa semua kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan anggaran yang telah ditetapkan.
 Bank Mega menerapkan sistem pengendalian anggaran yang ketat untuk memastikan bahwa semua kegiatan berjalan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
 Bank Mega menerapkan metodologi manajemen proyek yang efektif untuk memastikan bahwa semua proyek berjalan sesuai dengan waktu, anggaran, dan kualitas yang diharapkan.
4. Bank Mega menggunakan kombinasi dari pengendalian hasil, tindakan, personal, dan budaya dalam pengukuran kinerjanya. Hal ini sesuai dengan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola PT Bank Mega Tbk Tahun 2023 dan Laporan Keberlanjutan – 2022.
 Pengendalian Hasil:
Bank Mega menggunakan berbagai indikator keuangan untuk mengukur pencapaian target, seperti laba sebelum pajak, Return on Equity (ROE), dan Non-Performing Loan (NPL). Bank Mega juga menggunakan indikator non-
keuangan untuk mengukur kepuasan pelanggan, loyalitas karyawan, dan reputasi merek.
 Pengendalian Tindakan:
Bank Mega memiliki serangkaian kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa karyawannya berperilaku dengan cara yang etis dan sesuai.

Bank Mega juga memiliki sistem pemantauan untuk mengidentifikasi dan mengatasi risiko kepatuhan.
 Pengendalian Personal:

Bank Mega memiliki program pengembangan karyawan yang dirancang untuk membantu karyawannya mencapai potensi penuh mereka. Bank Mega juga memiliki sistem penilaian kinerja yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan dan memberikan umpan balik.
 Pengendalian Budaya:
Bank Mega memiliki budaya perusahaan yang berfokus pada pelanggan, integritas, dan inovasi. Bank Mega juga memiliki program komunikasi yang dirancang untuk menanamkan nilai-nilai perusahaan kepada karyawannya.

Kombinasi dari keempat jenis pengendalian ini membantu Bank Mega untuk mencapai tujuannya dan memastikan bahwa kinerjanya berkelanjutan dalam jangka panjang.
5. Evaluasi atas Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Bank Mega melaksanakan sistem pengendalian intern sesuai dengan Internal Control Integrated Framework yang telah dikeluarkan oleh COSO dalam melakukan evaluasi tersebut.

Kegiatan pengendalian terlebih dahulu direncanakan dan diterapkan guna mengendalikan risiko yang dapat mempengaruhi kinerja atau mengakibatkan kerugian bank. Permasalahan yang terkait dengan kecukupan pengendalian intern telah dilaporkan kepada Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit dan langkah-langkah tindak lanjut telah dilakukan untuk meminimalisasi risiko.

PT. Bank Mega memiliki kerangka kerja pengawasan kinerja yang komprehensif untuk memastikan bahwa semua kegiatan berjalan sesuai dengan rencana, kebijakan, dan peraturan yang berlaku baik itu pengawasan internal, ekskternal, maupun sistem pelaporan.

Maka hasil pengawasan dan evaluasi kinerja Bank Mega menunjukkan bahwa bank telah menunjukkan kinerja yang baik dan konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Bank Mega telah berhasil mencapai target-target yang telah ditetapkan dan menunjukkan kepatuhan yang baik terhadap peraturan yang berlaku.***

Artikel ini ditulis oleh Galuh Permata Sari, Mahasiswa Universitas Pamulang, Program Studi Akuntansi S1

Editor: denkur

Berita Terkait

Tujuh Rekomendasi Bed Cover Terbaik untuk Tidur Nyenyak dan Nyaman
Mengenal Bayan Group, Produsen Batu Bara Ramah Lingkungan
Sistem Pengendalian Manajemen dalam Perusahaan PT Pertamina
Sistem Pengendalian Manajemen PT Catur Mitra Sejati Sentosa
Sejarah Panjang Berdirinya PT Sampoerna Tbk
Transformasi Perilaku Sehat pada Remaja Perkotaan, Sebuah Inisiasi Kementerian Kesehatan dengan WFP – Tulodo Indonesia
Memutus Rantai Transmisi Penularan Tuberkulosis Melalui Pendekatan Budaya
herd Coffee Roaster Hadirkan The Neighborherd 1.0: Tren Baru Slow Bar & Omakase Coffee Bersama Mikael Jasin dengan Konsep yang ‘Seriusan Santainya’
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 27 Juni 2024 - 14:21 WIB

Tujuh Rekomendasi Bed Cover Terbaik untuk Tidur Nyenyak dan Nyaman

Senin, 24 Juni 2024 - 15:48 WIB

Mengenal Bayan Group, Produsen Batu Bara Ramah Lingkungan

Senin, 24 Juni 2024 - 15:34 WIB

Sistem Pengendalian Manajemen dalam Perusahaan PT Pertamina

Senin, 24 Juni 2024 - 15:06 WIB

Sistem Pengendalian Manajemen PT Catur Mitra Sejati Sentosa

Senin, 24 Juni 2024 - 14:06 WIB

Sistem Pengendalian Manajamen PT Bank Mega

Senin, 24 Juni 2024 - 10:35 WIB

Sejarah Panjang Berdirinya PT Sampoerna Tbk

Jumat, 21 Juni 2024 - 11:26 WIB

Transformasi Perilaku Sehat pada Remaja Perkotaan, Sebuah Inisiasi Kementerian Kesehatan dengan WFP – Tulodo Indonesia

Kamis, 13 Juni 2024 - 10:21 WIB

Memutus Rantai Transmisi Penularan Tuberkulosis Melalui Pendekatan Budaya

Berita Terbaru

Foto: miga/dara.co.id

BANDUNG UPDATE

Prakiraan Cuaca Bandung, Minggu 30 Juni 2024

Minggu, 30 Jun 2024 - 07:01 WIB

HEADLINE

Jadwal Pertandingan Babak 16 Besar Piala Eropa 2024

Sabtu, 29 Jun 2024 - 14:37 WIB