Tangisan pecah di lapangan upacara SMK Al-Amanah saat digelar Tablig Akbar. Rasa haru selimuti semua yang hadir. Saling berpelukan, bersilaturahmi. Gambaran, betapa eratnya persaudaraan di lembaga pendidikan ini.
DARA | BANDUNG – SMK Al Amanah gelar Tablig Akbar bertema: ‘Surah”, bersyukur kepada Allah. Sang da’i Ustadz Moch Taryadie, BS, mampu membuat jemaah menitikkan air mata. Semua larut dalam sebuah pengakuan bahwa manusia tak berdaya di mata Sang Pencipta. Tangisan pun pecah, hingga para siswa tersedu, teringat akan orangtuanya yang selama ini membesarkan dan menyekolahkan mereka.
Tablig Akbar rutin ini selain dihadiri ratusan siswa, juga Ketua Yayasan Amanah Putra, Hj Sochibah M, Ag, Pembina Yayasan Amanah Putra, Iin Abduljalil, Kepala Sekolah, Rizal Alamsyah, MPd, para wakil kepala sekolah. Dimeriahkan grup hadroh SMK Al- Amanah dari kelas 11 dan 10.
Tabligh akbar dilanjutkan dengan doa bersama untuk kelancaran ujian, terutama bagi kelas 12 yang sebentar lagi menghadapi ujian nasional dan ujian sekolah. “Acara ini salah satu bentuk syukur kita yang diakhiri dengan doa bersama. Melibatkan semua keluarga besar SMK Al- Amanah,” ujar Rizal Alamsyah, MPd, Jumat (6/3/2020).
Tabligh Akbar ini, lanjut Rizal, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT serta memohon kesuksesan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sekolah dan siswa siswinya.
Hajah Sochibah M, Ag, mengharapkan nantinya Tablig Akbar ini bisa lebih meriah dari acara ini. “Saya lihat anak-anak mendengarkan dengan hidmat apa yang ustadz sampaikan dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Iin Abdul Jalil mengatakan, kegiatan ini perlu dilestarikan karena bagaimanapun juga akan menghadapi satu persoalan yaitu ujian-ujian yang lainnya.
Usai Tabligh Akbar, para siwa, guru, beserta kepala sekolah dan wakilnya membentuk lingkaran. Cukup terharu dalam kegiatan yang satu ini, dimana para siswa dan guru saling bersalam. Bahkan, sampai memeluk karena siswa dan guru tersebut menangis.
“Tiga tahun kami di sini banyak kenangan bersama teman-teman dan guru yang ada disini. Bahkan, moment yang selalu diingat ketika saya dan teman-teman saya diomelin sama guru gara- gara nggak masuk kelas satu orang. Masih banyak lagi sih sampai nggak bisa diungkapkan dengan kata kata,” ujar Ari fajar (18), salah seorang siswa.***
Wartawan (job): Adinda Rohimah-Dela Fatimah Azzahra