Mereka mengaku sayang dengan ayam-ayam mereka. Setiap hari mereka beri makan dan memantau perkembangan dan pertumbuhannya. Mereka tak ingin menjual atau mengonsumsi ayamnya jika sudah besar nanti.
PROGRAM memelihara anak ayam bagi siswa SD dan SMP di Kota Bandung, Jawa Barat sudah masuk pekan kelima. Berbagai cerita muncul dari anak, orang tua, maupun guru yang mendampingi anak-anak tersebut.
Hotama (13) dan Rama (13), siswa kelas VIII SMPN 46 Bandung mengaku senang menerima tugas untuk memelihara anak ayam. Mereka merawatnya secara berkelompok di rumah Hotama yang memiliki pekarangan belakang.
Kendati pekarangannya tak terlalu luas, mereka bisa membangun kandang kecil untuk ditinggali enam ekor anak ayam. Setiap hari, tiga kali sehari, Hotama dan teman-teman bergiliran memberikan makan.
Apalagi di saat libur sekolah tahun ini, teman-temannya bergantian menjenguk ayam milik mereka. Hotama dan Rama mengaku sayang dengan ayam-ayam mereka, karena setiap hari memberi makan dan memantau perkembangan pertumbuhannya. “Sayang, soalnya tiap hari ngasih makan,” ujar Hotama saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Cisurupan, Cibiru, Kota Bandung, Selasa (24/12/2019).
Ia mengaku tak ingin menjual atau mengonsumsi ayamnya jika sudah besar nanti. Ia ingin mengembangbiakkan ayamnya sehingga bisa lebih banyak. “Pengen dibanyakin kalau sudah gede,” katanya.
Sementara itu, Neneng Sunartini (41), guru IPA SMPN 46 Bandung mengaku, melihat perbedaan yang signifikan dalam pola perilaku anak setelah memelihara ayam. Menurutnya, tumbuh sikap kerja sama dan rasa tanggung jawab terlihat selama program berlangsung.
“Ada perbedaan. Saya melihat rasa tanggung jawab mereka bertambah. Mungkin tadi ya, rasa sayang mereka bertambah. Kalau ayamnya sakit, dia langsung buru-buru nge-WA (mengirim pesan) ke saya,” ujar Neneng.
Namun ada pula siswa yang belum menunjukkan perubahan perilaku, seperti sedikit acuh dalam memelihara ayamnya. Menurutnya, hal itu kemudian menjadi catatan guru agar siswa tersebut lebih mendapat perhatian.
Kendati begitu, ia memastikan, sebanyak 238 siswa yang mendapatkan anak ayam telah disurvei dan bersedia merawat ayamnya dengan baik. Ia pun tidak ingin sembarangan menyerahkan anak ayam kepada siswa yang tidak berkenan.
“Respon anak bagus, karena yang dilibatkan hanya yang mau. Dulu sebelum dilibatkan survei dahulu. Kalau anaknya nggak mau, nggak dikasih. Tapi kalau anak mah memang mau,” katanya.
Neneng juga mendapat tanggapan positif dari orang tua siswa. Sebagian besar orang tua mendukung adanya program itu. Ia jarang menerima keluhan. Kalaupun ada, keluhan itu berisi tentang kurang kompaknya anak-anak dalam merawat ayam.
“Tidak ada yang signifikan. Kalau orang tua ada kelompok yang mengeluh, karena anggota kelompoknya nggak datang, tetap anaknya aja yang ngurus. Paling keluhannya itu saja, bukan karena programnya,” ujarnya.
Dukungan diberikan oleh Juju (48 th), orang tua Hamzah, salah satu siswa di SMPN 46 Bandung. Ia mengaku tak keberatan jika rumahnya menjadi tempat memelihara ayam. Meskipun tak memiliki pekarangan dan menyimpan ayamnya di rooftop, namun Juju mengaku senang anaknya kini memiliki hewan peliharaan.
“Ada perubahan banyak. Dia teh ngurus (ayamnya), nggak main hape terus. Alhamdulillah,” kata Juju.***
Sumber: Humas Bandung | Editor: Ayi Kusmawan