SKK Migas: Produksi Minyak Mentah Indonesia Terus Menurun

Kamis, 15 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi (Foto:viva.co.id)

Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi (Foto:viva.co.id)

DARA| JAKARTA – Produksi minyak mentah Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan rakyat. Bahkan, produksinya akan terus menurun. Hal itu diakui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas.

Seperti dikatakan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, produksi minyak Indonesia saat ini sekitar 775 ribu barel oil per day (bopd). Sementara konsumsi BBM nasional mencapai hampir dua kali lipatnya atau 1,6 juta-an.

“Tentu ini situasi kritikal buat bangsa ke depan. Produksi minyak kita 775 bopd dan akan terus menurun,” ujar Amien di sela acara Seminar Berburu Lapangan Migas Baru di Indonesia, Jakarta, Kamis 15 November 2018. Dilansir dari viva.co.id. 

Menurut Amien, untuk bisa meningkatkan produksi minyak sesuai kebutuhan rakyat, harus ditemukan cadangan baru berukuran besar atau raksasa. Kegiatan eksplorasi menurutnya merupakan tumpuan masa depan energi Indonesia.

Selama ini, temuan cadangan migas berukuran besar di Indonesia dilakukan oleh perusahaan asing. Perusahaan Indonesia sendiri, kata Amien, tidak ada yang pernah menemukan cadangan migas ukuran besar.

“Pertamina menemukan agak besar di Jatibarang tahun 1967, dan Bunyu Nibung tahun 1974. Itu pun sudah lama sekali. Zaman saya masih pakai celana pendek (SD),” ujarnya.

Amien mengungkapkan sejak zaman orde lama, orde baru, maupun reformasi, tidak ada alokasi anggaran APBN untuk eksplorasi. Memang, baru-baru ini ada anggaran untuk eksplorasi di Badan Geologi Kementerian ESDM, namun jumlahnya sangat kecil sekali.

“Karena itu APBN tidak bisa diharapkan pada situasi kritikal ke depan,” ujarnya seraya menambahkan, Kementerian ESDM telah menerapkan program Komitmen Kerja Pasti (KKP) dalam perpanjangan Production Sharing Contract (PSC).

Saat ini disebut telah terkumpul US$1,3 miliar untuk eksplorasi sembilan tahun ke depan. Angka ini sampai akhir tahun diprediksi akan bertambah mencapai US$2 miliar ketika ada tanda tangan kontrak perpanjangan blok migas. “KKP adalah satu-satunya harapan rakyat Indonesia untuk energi ke depan,” ujarnya.***

Editor: denkur

 

Berita Terkait

Harga Minyak Jelantah UCollect Mengikuti Harga Pasar, Bisa Cek di MyPertamina
Sebanyak 600 UMKM dari 30 Kota Antusias Ikuti Program Inkubasi Sahabat FINATRA
Pegadaian Jadi Pelopor Usaha Bulion di Indonesia, Bagaimana Proyeksi Investasi Emas di Tahun 2025?
Tak Ada Impor Pangan, Ini Peluang Bagi Masyarakat Desa
Targetkan Swasembada Pangan Secepat-cepatnya Mentan Amran Genjot Produkstivitas Lahan Kering
Tren Fintech 2024: 42% Gen Z Gunakan Pinjol, Simak Data Survei Berikut
Demi Tingkatkan Ekspor, Kementan Janjikan Fasilitasi Seluruh Kebutuhan Petani Walet
Kabar Baik, Stok Pangan di Cirebon Aman dan tak Terpengaruh Kenaikan PPN
Berita ini 4 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 16 Januari 2025 - 13:55 WIB

Sebanyak 600 UMKM dari 30 Kota Antusias Ikuti Program Inkubasi Sahabat FINATRA

Senin, 13 Januari 2025 - 19:54 WIB

Pegadaian Jadi Pelopor Usaha Bulion di Indonesia, Bagaimana Proyeksi Investasi Emas di Tahun 2025?

Senin, 13 Januari 2025 - 13:10 WIB

Tak Ada Impor Pangan, Ini Peluang Bagi Masyarakat Desa

Senin, 13 Januari 2025 - 12:02 WIB

Targetkan Swasembada Pangan Secepat-cepatnya Mentan Amran Genjot Produkstivitas Lahan Kering

Sabtu, 11 Januari 2025 - 10:30 WIB

Tren Fintech 2024: 42% Gen Z Gunakan Pinjol, Simak Data Survei Berikut

Berita Terbaru