SMP Kewalahan Hadapi PPDB Online SLTA

Selasa, 9 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Riri Satiri/dara.co.id

Foto: Riri Satiri/dara.co.id

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, ternyata berimbas pada panitia PPDB tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP). Panitia PPDB Tingkat SMP mengeluh cukup kewalahan karena PPDB tahun ini, pekerjaannya jadi bertambah.


DARA | BANDUNG – Kepala SMPN 2 Padalarang, H Jaka Supriatna mengungkapkan, sekitar 95 persen orangtua siswa yang anaknya melanjutkan ke tingkat SMA sederajat, untuk pendaftaran PPDB diserahkan ke pihak sekolah asal.

“Kerjaan kita jadi dua kali lipat. Ya, menerima PPDB dari tingkat SD. Juga membantu mendaftarkan anak-anak didik kita yang mau masuk ke SMA,” ungkap Jaka, saat ditemui di sekolahnya Jalan Purabaya Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Akibatnya, para operator yang sedianya menjadi panitia PPDB untuk calon siswa sekolahnya, terpaksa harus bekerja ekstra membantu proses PPDB secara online bagi lulusan sekolahnya. Pasalnya rata-rata mereka mengeluhkan ribetnya PPDB secara online, ditambah masih terbatasnya perangkat komputer untuk mengkases data.

Dijelaskan Jaka, salah satu persyaratan untuk PPDB harus melampirkan nilai raport mulai semester 1 hingga semester 5. Belum lagi data yang diambil dari jalur khusus seperti afirmasi, prestasi dan perpindahan yang harus dibuktikan secara fisik. Begitu juga dengan jalur umum, yang harus mencari titik koordinat, jadi kerjaan operator.

“Lampirannya yang harus diupload begitu banyak. Dan itu dilakukan oleh tenaga operator kita,” ungkapnya.

Ironisnya sambung Jaka, selama tenaga operator bekerja mereka tidak mendapat honor. Pasalnya pihak sekolah tidak menganggarkan honorarium bagi mereka, sebagai tenaga bantuan dalam proses PPDB lulusan sekolahnya.

“Kasihan anak-anak operator yang sudah input data sejak tanggal 8 kemarin. Mada dana BOS belum turun,” keluhnya.

Senada dengan itu, Kepala SMPN 3 Gununghalu Jaja mengungkapkan, selain beban kerja bertambah, pihak sekolah terkendala dengan sulitnya jaringan internet. SMPN 3 Gununghalu berada di daerah yang jaringan internetnya lemot karena signal kurang kuat.

Ia juga mengapresiasi operator yang bekerja keras memberikan bantuan bagi siswa lulusan sekolahnya, untuk menginput dan mengupload data pendaftaran PPDB. Padahal mereka hanya sebagai tenaga honorarium di sekolahnya. “Operator jadi terbebani, tapi reward nggak ada,” ungkapnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Semakin Ketat, Begini Peluang Timnas Indonesia
Buntut Rotmut Pejabat Eselon 2, Irjen Kemendagri Datangi Pemkab Bandung Barat. Ada Apa ya?
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Conference of the Parties ke-29 (COP29) Komitmen Baru Menuju Bumi Lebih Hijau 
Duel Indonesia Vs Jepang Bakal Heboh, JKT48 Bakal Menghibur Superter Garuda
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat
Jabar Tolak Judol dan Pinjol Ilegal, Bey: Ini Kesepakatan Semua Pihak
FGD KKRA RA Menuju Lembaga Pendidikan yang Profesional
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 15 November 2024 - 17:18 WIB

Persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Semakin Ketat, Begini Peluang Timnas Indonesia

Jumat, 15 November 2024 - 16:14 WIB

Buntut Rotmut Pejabat Eselon 2, Irjen Kemendagri Datangi Pemkab Bandung Barat. Ada Apa ya?

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Jumat, 15 November 2024 - 15:15 WIB

Conference of the Parties ke-29 (COP29) Komitmen Baru Menuju Bumi Lebih Hijau 

Jumat, 15 November 2024 - 12:49 WIB

Duel Indonesia Vs Jepang Bakal Heboh, JKT48 Bakal Menghibur Superter Garuda

Berita Terbaru

JABAR

Si Propam Polres Garut Bakti Sosial di Pesantren Al Bayan

Jumat, 15 Nov 2024 - 16:48 WIB